kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semester I, ekspor permadani naik 36%


Jumat, 01 Oktober 2010 / 14:38 WIB


Reporter: Ario Fajar, Asnil Bambani Amri |

JAKARTa. Tahun ini, kinerja ekspor permadani Indonesia terbilang kinclong. Menurut catatan Kementerian Perdagangan, selama semester I-2010, nilai ekspor permadani mencapai US$ 26 juta. Jumlah ini melonjak 36,84% dibanding semester I-2009 yang sebanyak US$ 19 juta. Sepanjang tahun lalu, nilai ekspor permadani US$ 41,6 juta, turun 11,3% dibanding 2008 sebesar US$ 46,9 juta.

Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar mengatakan, meningkatnya ekspor permadani di semester satu lalu seiring bergairahnya pasar negara berkembang (emerging market). “Sehingga, permintaan permadani dari kawasan tersebut mengalami kenaikan,” kata Mahendra.

Negara emerging market tersebut, antara lain China, Korea, dan negara-negara Eropa Timur. Kata Mahendra, pangsa pasar ekspor ke negara-negara tersebut tumbuh lebih cepat dibandingkan ke negara tujuan ekspor tradisional seperti Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Jepang.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G. Ismy bilang, selain ke negara emerging market dan ASEAN, umumnyapengusaha permadani menyasar pasar Eropa dan Asia seperti Jepang dan Singapura. Sementara, prospek pasar Timur Tengah masih terganjal dengan keperkasaan Iran sebagai pemasok terbesar permadani di dunia.

Saat ini, Iran memasok 31,8% dari ekspor karpet dunia. Di belakangnya menyusul India dan Afghanistan di urutan kedua dan ketiga. India menggenggam 22,3% pasar ekspor karpet buatan tangan, sedangkan Afghanistan sebesar 18,3%.

Adapun porsi impor karpet dari Indonesia di pasar dunia masih kecil. "Pasar kita kebanyakan masih di ASEAN," ujar Ismy, kepada KONTAN.

Tidak terkoordinasi

Sayangnya, tak banyak pengusaha permadani Indonesia yang bergabung dengan API. Sehingga, data dan perkembangan pelaku industri ini tidak terpantau dengan baik. "Produsen permadani tidak sebanyak produsen tekstil lainnya, sehingga API sulit mendata aktivitas mereka," sahut Ismy.

Biasanya, kegiatan ekspor permadana dilakukan pengusaha dan eksportir skala kecil di sentra penjualan permadani di Jatinegara, Jakarta Timur.

Beberapa pengusaha permadani di sentra tersebut mengaku, penjualan permadani, baik di pasar lokal maupun ekspor terbilang baik. Contohnya, PT Cipta Arrahman Kreasi, yang memasarkan permadani buatannya di pasar lokal dan luar negeri. "Tahun ini, penjualan ekspor cukup cerah, paling banyak justru ke Malaysia," ujar Hafiz Fatah, Pemilik PT Cipta Arrahman.

Nilai ekspor PT Cipta ke Malaysia sekitar Rp 500 juta per bulan atau mencuil 45% dari total nilai ekspornya. Tujuan ekspor lainnya adalah Brunei Darussalam dan Jepang. "Biasanya, kami ekspor ke negara penduduk muslim. Khusus ke Jepang, produk ini biasanya untuk interior kantor dan rumah sakit," tambahnya. Secara total, omzet PT Cipta dari ekspor permadani mencapai Rp 10 miliar per tahun.

PT Cipta Arrahman menyediakan beragam model permadani, mulai ukuran 1 meter x 2 meter, hingga yang terbesar 7 meter x 10 meter. Harganya tergantung jenis bahan dan tingkat kesulitan, mulai Rp 250.000 hingga Rp 30 jutaan per lembar. Yang paling digemari pasar ekspor adalah permadani dari bahan serat sintesis dan bulu domba, baik yang dibuat dengan mesin atau handmade.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×