Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Impor bahan baku farmasi di semester II 2012 ini diproyeksi bisa menurun dari permintaan semester pertama tahun ini. Pasalnya mayoritas kebutuhan bahan baku sudah disiapkan sejak awal tahun.
Kendrariadi Suhanda, Ketua Pharma Materials Management Club (PMMC) mengatakan secara tradisi industri farmasi domestik memilih menyiapkan kebutuhan bahan baku sebanyak mungkin sejak semester I untuk produksi hingga akhir kuartal III. "Ini juga dilakukan untuk menghindari buffer stock," katanya kemarin.
Impor bahan baku farmasi di semester II tahun ini sendiri diprediksi hanya Rp 4,9 triliun - Rp 5 triliun. Jumlah ini merosot 30% dibanding impor bahan baku farmasi di semester I tahun ini yang mencapai Rp 7,38 triliun.
Meski menurun, impor bahan baku farmasi selama 2012 ini diprediksi sebesar Rp 12,3 triliun atau masih tinggi 15% dari impor tahun lalu yang sebesar Rp 10,7 triliun. "Pertumbuhan produksi farmasi mendorong impor bahan baku," ucapnya.
Kendra bilang target pertumbuhan impor tersebut mengacu pada pertumbuhan impor bahan baku farmasi tahun lalu yang mencapai 13%. Pertumbuhan impor bahan baku tahun lalu dan tahun ini diprediksi bakal stabil lantaran harga jual bahan baku yang stagnan sepanjang dua tahun terakhir ini. .
Dia menambahkan stabilitas harga tersebut berkat semakin ketatnya persaingan antarprodusen bahan baku farmasi di luar negeri sehingga membentuk harga jual bahan baku farmasi yang makin kompetitif.
Di semester I tahun ini, kebutuhan bahan baku farmasi perusahaan farmasi domestik memang membengkak.
PT Kimia Farma misalnya mencatatkan kenaikkan beban bahan baku sebesar 8,3% di semester pertama lalu dibanding periode yang sama di 2011. Pada periode enam bulan pertama tahun ini, mereka mencatatkan kebutuhan bahan baku farmasi secara total sebesar Rp 181,9 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News