Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas industri dan bisnis kembali bergerak naik seiring dengan kondisi new normal yang telah diberlakukan. Sejalan dengan itu, permintaan (demand) gas pipa dan niaga ditaksir bakal kembali menanjak hingga ke level normal dalam beberapa bulan ke depan.
Komite Bagian Gas Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Jugi Prajogio mengungkapkan, peningkatan demand terjadi secara bertahap dan belum bisa dipastikan bakal berjalan dengan stabil.
Kendati begitu, meningkatnya mobilitas orang dan barang memicu aktivitas bisnis dan industri. Dari situ, permintaan energi pun akan menanjak, termasuk untuk gas pipa dan niaga.
Baca Juga: Jurus Kemendag dorong roda ekonomi berputar memasuki new normal
Jugi menaksir, permintaan gas bisa kembali menyentuh level normal pada bulan September. "Untuk proyeksi, diharapkan kebutuhan gas sudah mulai normal kembali pada September yang akan datang," kata Jugi kepada Kontan.co.id, Rabu (24/6).
Namun dia mengingatkan bahwa proyeksi tersebut hanya sebagai gambaran, lantaran BPH Migas belum melakukan verifikasi secara nasional. Adapun, gambaran tersebut diperoleh BPH Migas berdasarkan informasi yang disampaikan sejumlah badan usaha penyalur di beberapa kawasan industri.
Sebagai contoh, katanya, proyeksi tersebut mengkalkulasi informasi dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) yang melayani kawasan industri di Kabupaten dan Kota Bekasi. Jugi menyebut, wilayah tersebut merupakan tulang punggung penggunaan gas industri nasional.
"Kalau secara data pasar rasanya bisa menggambarkan secara kasar tentang permintaan gas tersebut. Tulung punggung (industri) kan Jawa Barat, diikuti Jawa Timur," jelas Jugi.
Sementara saat ini, permintaan gas belum terasa naik signifikan. Jugi bilang, pihaknya baru saja melakukan kunjungan lapangan ke salah satu badan usaha gas swasta yang melayani sebagian pelanggan di kawasan industri MM2100 Cibitung. "Data menunjukkan adanya penurunan serapan gas hingga 50%," sebut Jugi.
Sebelumnya Kontan.co.id memberitakan, hingga pertengahan bulan Mei lalu, permintaan gas pipa dan niaga untuk sektor industri, bisnis dan listrik anjlok dalam rentang 20% hingga 70%.
Jugi berharap, demand gas bisa segera pulih. Dengan meningkatnya permintaan, maka volume gas yang disalurkan akan semakin banyak, sehingga dari sisi biaya bisa lebih ekonomis.
"Diharapkan begitu, karena semakin tinggi aliran gas maka akan semakin efisien," pungkas Jugi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News