kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sempat anjlok, pemintaan gas pipa dan niaga baru pulih mulai September 2020


Rabu, 24 Juni 2020 / 16:26 WIB
Sempat anjlok, pemintaan gas pipa dan niaga baru pulih mulai September 2020
ILUSTRASI. pipa jaringan gas (jargas)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Aktivitas industri dan bisnis kembali bergerak naik seiring dengan kondisi new normal yang telah diberlakukan. Sejalan dengan itu, permintaan (demand) gas pipa dan niaga ditaksir bakal kembali menanjak hingga ke level normal dalam beberapa bulan ke depan.

Komite Bagian Gas Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Jugi Prajogio mengungkapkan, peningkatan demand terjadi secara bertahap dan belum bisa dipastikan bakal berjalan dengan stabil. 

Kendati begitu, meningkatnya mobilitas orang dan barang memicu aktivitas bisnis dan industri. Dari situ, permintaan energi pun akan menanjak, termasuk untuk gas pipa dan niaga.

Baca Juga: Jurus Kemendag dorong roda ekonomi berputar memasuki new normal

Jugi menaksir, permintaan gas bisa kembali menyentuh level normal pada bulan September. "Untuk proyeksi, diharapkan kebutuhan gas sudah mulai normal kembali pada September yang akan datang," kata Jugi kepada Kontan.co.id, Rabu (24/6).

Namun dia mengingatkan bahwa proyeksi tersebut hanya sebagai gambaran, lantaran BPH Migas belum melakukan verifikasi secara nasional. Adapun, gambaran tersebut diperoleh BPH Migas berdasarkan informasi yang disampaikan sejumlah badan usaha penyalur di beberapa kawasan industri.

Sebagai contoh, katanya, proyeksi tersebut mengkalkulasi informasi dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) yang melayani kawasan industri di Kabupaten dan Kota Bekasi. Jugi menyebut, wilayah tersebut merupakan tulang punggung penggunaan gas industri nasional.

"Kalau secara data pasar rasanya bisa menggambarkan secara kasar tentang permintaan gas tersebut. Tulung punggung (industri) kan Jawa Barat, diikuti Jawa Timur," jelas Jugi.

Sementara saat ini, permintaan gas belum terasa naik signifikan. Jugi bilang, pihaknya baru saja melakukan kunjungan lapangan ke salah satu badan usaha gas swasta yang melayani sebagian pelanggan di kawasan industri MM2100 Cibitung. "Data menunjukkan adanya penurunan serapan gas hingga 50%," sebut Jugi.

Sebelumnya Kontan.co.id memberitakan, hingga pertengahan bulan Mei lalu, permintaan gas pipa dan niaga untuk sektor industri, bisnis dan listrik anjlok dalam rentang 20% hingga 70%.

Jugi berharap, demand gas bisa segera pulih. Dengan meningkatnya permintaan, maka volume gas yang disalurkan akan semakin banyak, sehingga dari sisi biaya bisa lebih ekonomis.

"Diharapkan begitu, karena semakin tinggi aliran gas maka akan semakin efisien," pungkas Jugi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×