Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Kemudian, mendorong bisnis e-commerce dan omni-channel melalui situs web perusahaan serta marketplace dan penjualan di toko. Selain itu, BATA juga akan mempertahankan produksi pada tingkat optimal.
Untuk mendukung keempat agenda bisnis tersebut, Ajay mengungkapkan pihaknya menyiapkan belanja modal yang kuat di 2022 yakni lebih dari US$ 1,5 juta untuk semua agenda bisnis termasuk toko baru, perbaikan toko yang ada, dan implementasi omni-channel.
Melansir laporan keuangan terakhir BATA yang dirilis pada Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pada kuartal III 2021 BATA mencatatkan penjualan tumbuh terkoreksi 11,32% yoy menjadi Rp 306,41 miliar miliar dari sebelumnya Rp 345,55 miliar pada akhir September 2020.
Baca Juga: Agenda Sepatu Bata (BATA): Memacu Penjualan Online dan Merilis Produk Baru
Penjualan BATA bersumber dari penjualan domestik pihak ketiga yang berkontribusi hingga 99,8% ke penjualan yakni senilai Rp 304,89 miliar. Adapun penjualan ekspor untuk pihak-pihak berelasi berkontdibusi 0,2% ke penjualan senilai Rp 1,51 miliar.
Kendati begitu, BATA dapat menekan beban pokok penjualan hingga 34,3% yoy dari sebelumnya Rp 282,65 miliar di September 2020 menjadi Rp 185,68 miliar.
Dengan ini, Sepatu Bata dapat menggerus rugi bersihnya dengan cukup signifikan di periode ini. Tercatat, rugi periode berjalannya sebesar Rp 78,25 miliar, sebelumnya rugi bersih BATA senilai Rp 135,68 miliar di September 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News