kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Siam Cement Group (SCG) perkuat lini bisnis petrokimianya di Indonesia


Rabu, 16 Januari 2019 / 16:26 WIB
Siam Cement Group (SCG) perkuat lini bisnis petrokimianya di Indonesia


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siam Cement Group (SCG) terus berupaya memaksimalkan kinerja bisnisnya di Indonesia. Apalagi, posisi Indonesia sangat penting dan punya market yang besar bagi SGC di wilayah Asean.

SCG telah memasuki pasar Indonesia dengan tiga unit bisnis utamanya. "Kami punya semua unit bisnis utama SCG di sini yaitu Cement-Building Material, Packaging, dan Petrol-Chemical," kata Country Director SCG Indonesia, Anusorn Potchanabanpot ditemui saat gathering media, Rabu (16/1). 

Terkait target bisnis ke depan, Anusorn hanya mengatakan bahwa perseroan tetap mengupayakan untuk terus bertumbuh tiap tahunnya. Adapun dari ketiga unit bisnis tersebut, sektor petrol-chemical atau petrokimia diakuinya sebagai unit bisnis terbesar yang mendominasi sumbangan pendapatan perseroan di Indonesia.

Sebelumnya diketahui, perusahaan telah menggandeng Barito Pacific untuk memasarkan produk plastik dan turunan polymer lainnya. SCG telah menginvestasikan 50% saham untuk perusahaan dengan nama PT Nusantara Polymer Solutions (NPS).

Untuk tahap awal, NPS akan menjual Pipa High Density Polyethylene (HDPE), namun tidak menutup kemungkinan akan menjual produk polymer lainnya yang High Added Value (HVA). Suplai pipa tersebut didatangkan dari pabrikan SCG di Thailand dan anak usaha Barito Pacific, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) di Indonesia.

SCG sebenarnya sudah lama berinvestasi di Indonesia yakni sejak 1995, salah satunya dengan menggenggam 30% saham anak usaha Barito, yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Saat berkunjung di Indonesia tahun 2018 kemarin, CEO SCG Roongrote Rangsiyopash mengatakan pihaknya tertarik untuk berinvestasi dengan Barito Group dalam mengembangkan industri petrokimia.

Namun sayangnya, Roongrote enggan membeberkan secara detail rencana investasinya itu. Yang pasti SCG mengatakan, investasi itu akan berupa pembangunan pabrik kedua milik Chandra Asri di Cilegon.

TPIA memang sempat mengumumkan rencana untuk membangun pabrik ke II demi memperkuat di bisnis petrokimianya. Investasi tersebut memang berupa pabrik petrokomia di Cilegon, Jawa Barat dengan kapasitas produksi dua kali lipat dengan pabrik milik TPIA yang sebesar 1,4 juta ton per tahun dengan nilai mencapai US$ 5,5 miliar atau setara dengan Rp 80 triliun. 

Dalam laporan keuangannya yang terakhir, pendapatan SCG sampai kuartal III 2018 mencapai  Rp 156,88 triliun (US$ 11,23 miliar), meningkat 7% year on year (y-o-y). Sementara, laba tercatat Rp 14,88 triliun (US$ 1,06 miliar) atau turun sebesar 19%. Untuk regional Indonesia, pendapatan SCG sampai kuartal III 2018 sebesar Rp 10,03 triliun (US$ 719 juta).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×