Reporter: Shobihatunnisa Akmalia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siam Cement Group (SCG) melalui anak perusahaannya PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi mengembangkan proyek refuse derived fuel (RDF) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cimenteng, Kabupaten Sukabumi. Ground breaking proyek ini telah dilakukan pada Agustus 2023.
RDF merupakan sumber energi terbarukan yang dihasilkan dari Municipal Solid Waste (MSW) menjadi bahan bakar. Dalam prosesnya, sampah dipisahkan dan dipotong terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran di kiln Semen SCG. Melalui pengembangan RDF ini, sampah dapat diolah sampai tidak bersisa dengan menggunakan metode co-processing dengan suhu 1.4500 C di klin semen.
Sustainable Development Officer PT SCG Indonesia Saarah mengatakan, desain kapasitas mesin RDF di Cimenteng sekitar 300 ton per hari. Akan tetapi, angka tersebut merupakan fase maksimal dari mesin RDF.
“Kami akan coba pilot-nya dulu, nanti setelah sudah jadi, setelah commissioning test sudah aman, kami memang menargetkan 300 ton per hari,” ungkap Saarah, Rabu (11/10).
Baca Juga: Siam Cement Group (SCG) Sasar IKN untuk Proyek Energi Baru Terbarukan
Bahan bakar yang dihasilkan oleh RDF diperkirakan kurang dari 20% kebutuhan SCG. Angka tersebut juga campuran dari alternatif bahan bakar lain, seperti sekam padi.
“Sebenarnya, RDF ini sudah diperhitungkan less than 20%. Karena 20% itu gabungan dari sekam padi dan waste industry juga,” tutur Saarah.
Walaupun belum dimanfaatkan, SCG sudah memiliki tempat penyimpanan bahan bakar yang dihasilkan dari RDF. Menurut Saarah, persiapannya tidak hanya di Cimenteng saja, tetapi SCG memiliki plan tersendiri dengan siap menampung terlebih dahulu kemudian dimanfaatkan.
SCG menargetkan akan merampungkan konstruksi dan lain-lain dari proyek RDF Cimenteng pada pertengahan tahun 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News