kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,25   -8,11   -0.87%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siantar Top (STTP) belum ada rencana jajal pasar ekspor baru


Minggu, 13 September 2020 / 18:54 WIB
Siantar Top (STTP) belum ada rencana jajal pasar ekspor baru
ILUSTRASI. PRODUSEN MAKANAN RINGAN SNACK PT SIANTAR TOP Tbk STTP


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Siantar Top Tbk (STTP) belum berencana menjajal pasar ekspor baru dalam waktu dekat. Keputusan ini didasari oleh sejumlah pertimbangan.

Direktur STTP Armin mengatakan, situasi pandemi corona (covid-19) yang melanda berbagai belahan dunia membuat ekspansi pasar ekspor menjadi sulit untuk dilakukan. Di sisi lain, kondisi pasar ekspor di sejumlah negara destinasi ekspor eksisting juga dinilai masih menjanjikan untuk digarap lebih lanjut.

“Kami masih fokus ke perluasan pasar di masing-masing negara tujuan ekspor eksisting,” ujar Armin saat  dihubungi Kontan.co.id, Kamis (10/9).

Sedikit informasi, penjualan ekspor produsen makanan ringan yang dikenal melalui produk Mie Gemez ini telah menyasar sejumlah negara, termasuk diantaranya China, Korea Selatan, dan Taiwan. 

Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, penjualan ekspor STTP berkontribusi sebesar Rp 165,18 miliar rupiah atau setara dengan 9,10% dari total penjualan sebelum dikurangi retur dan potongan penjualan.

Armin tidak merinci seberapa besar porsi kontribusi penjualan di ketiga negara tersebut dalam total penjualan ekspor STTP, namun ia mengatakan bahwa ketiga negara tersebut merupakan tiga pasar terbesar perusahaan untuk penjualan ekspor.

Armin bilang, potensi pasar ekspor di beberapa negara tujuan eksisting masih tergarap sepenuhnya oleh perusahaan. Oleh karenanya, STTP ingin terus memperkuat penetrasi masing-masing pasar tujuan ekspor ekspos eksisting melalui kerja sama dengan  mitra distributor yang ada.

Baca Juga: Selama pandemi corona, Siantar Top (STTP) perkuat distribusi produk

Pada kuartal ketiga tahun ini, performa penjualan ekspor STTP di negara tujuan eksisting juga diklaim masih baik dan mengalami pertumbuhan dibanding periode sama tahun lalu. Armin tidak menyebut seberapa besar pertumbuhan yang dimaksud, namun ia memproyeksi, penjualan ekspor STTP di sembilan bulan pertama akan berkisar 8%-9% dari total penjualan.

Di sisi lain, Armin juga menambahkan bahwa secara keseluruhan, performa total penjualan STTP selama Juli - Agustus 2020 masih bertumbuh single digit dibanding periode sama tahun lalu. Hal ini tidak terlepas dari upaya  pemerataan distribusi produk serta  peningkatan ‘kelas’ portfolio produk dari segi ukuran kemasan, isi, dan harga yang dilakukan oleh perusahaan.

Oleh karenanya, dengan asumsi penjualan September 2020 tidak mengalami penurunan, pertumbuhan single digit pada sisi penjualan. Armin menilai, pengetatan PSBB di wilayah DKI Jakarta tidak akan memiliki dampak signifikan bagi kinerja STTP, sebab perusahaan terbukti masih mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja ketika PSBB pertama kali diberlakukan pada kuartal II 2020 lalu.

Sepanjang Januari - Juni 2020 lalu, penjualan neto STTP tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 8,67% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,80 triliun. Sebelumnya, penjualan neto STTP hanya mencapai Rp 1,65 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

Seirama dengan kenaikan penjualan neto, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih perusahaan ikut terungkit 11,75% yoy dari semula Rp 248,82 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 278,07 miliar di semester I 2020.

Selanjutnya: Semester II, sektor makanan dan minuman bergantung belanja dan stimulus pemerintah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×