Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Seiring berakhirnya program insentif impor mobil listrik alias electric vehicle (EV) utuh atau completely built up (CBU) pada 2026, produsen-produsen bersiap memenuhi komitmen produksi dalam negeri. Termasuk, merek Vinfast.
CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto menyebut, saat ini pihaknya tengah menyiapkan sebuah pabrik di Subang, Jawa Barat. Pabrik ini dirancang dengan fleksibilitas ekspansi di masa depan.
“Kami menargetkan SOP teknis di pabrik Subang pada akhir 2025. Fasilitas tersebut memiliki kapasitas produksi awal 50.000 kendaraan per tahun, dengan potensi peningkatan sesuai kebutuhan pasar,” jelasnya kepada Kontan, Kamis (4/9/2025).
Baca Juga: VinFast Siapkan Investasi Rp 1,85 Triliun untuk Membangun Pabrik EV di Subang
VinFast sebelumnya memanfaatkan program insentif impor kendaraan listrik utuh (completely built up/CBU) dari pemerintah, termasuk pembebasan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), untuk mendorong penetrasi awal pasar.
Meski tidak merinci jumlah unit yang masuk, Kariyanto menegaskan bahwa seluruh kendaraan yang diimpor telah aktif terdistribusi melalui jaringan diler.
“Momentum penjualan sesuai ekspektasi kami, terutama untuk model VF 3, serta yang terbaru VF 6 dan VF 7,” imbuhnya.
Memasuki fase produksi lokal, VinFast tetap optimistis dapat menjaga daya saing harga di pasar EV Indonesia yang kian kompetitif. Perusahaan menyiapkan sejumlah strategi, mulai dari program berlangganan baterai, resale value guarantee (RVG), hingga fasilitas pengisian gratis.
Untuk diketahui, program berlangganan baterai yang mulai diluncurkan pada 1 Agustus lalu memungkinkan pelanggan membeli kendaraan tanpa harus langsung menanggung biaya penuh baterai.
Selain menekan biaya awal, Kariyanto bilang skema ini menjaga stabilitas nilai jual kembali serta mengurangi kekhawatiran terkait degradasi baterai.
Selain itu, VinFast menawarkan jaminan pembelian kembali kendaraan hingga 90% dari nilai setelah enam bulan, atau 70% setelah tiga tahun. Tidak hanya itu, seluruh pelanggan VinFast dapat menikmati pengisian gratis di jaringan V-GREEN hingga 1 Maret 2028.
Menurut Kariyanto, strategi tersebut memperkuat keterjangkauan produk sekaligus melindungi investasi konsumen.
“Kami ingin memastikan pelanggan merasakan nilai kompetitif dan kenyamanan dalam kepemilikan jangka panjang,” tambahnya.
Baca Juga: BYD-Vinfast CS Wajib Produksi di Indonesia, Kemenperin: Minimal TKDN 40%
Meski penjualan EV di Indonesia sempat berfluktuasi sejak awal tahun, VinFast melihat tren adopsi yang terus menguat. Kariyanto bilang pangsa pasar mobil listrik berbasis baterai (BEV) telah mencapai 9,6% pada Juli 2025 (year-to-date), meningkat dibandingkan 5% pada 2024 dan hanya 1% pada 2022.
“Pertumbuhan ini menunjukkan konsumen Indonesia semakin siap beralih ke EV. Setelah produksi lokal dimulai, kami bisa menawarkan pasokan stabil dengan konten lokal lebih tinggi, sekaligus menjaga momentum meskipun insentif impor CBU berakhir pada Desember mendatang,” jelasnya.
VinFast menegaskan akan terus mendukung percepatan transisi kendaraan listrik di Indonesia melalui investasi jangka panjang, termasuk pembangunan infrastruktur pengisian daya, pengembangan kemitraan, serta inovasi model kepemilikan.
Selanjutnya: Waskita Karya Kebut Pembangunan LRT Jakarta Fase1B Velodrome-Manggarai,Progres 67,12%
Menarik Dibaca: Queen Mantis dan 5 Drakor Kriminal Pembunuh Sadis Penuh Misteri Menegangkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News