kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Siapa layak gantikan Karen Agustiawan?


Senin, 18 Agustus 2014 / 13:49 WIB
Siapa layak gantikan Karen Agustiawan?
ILUSTRASI. Kenaikan kebutuhan pembangunan pabrik, gudang dan pusat data menggenjot permintaan lahan industri


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Karen Agustiawan menyatakan mengundurkan diri dari jabatan Direktur Utama PT Pertamina. wanita kelahiran, Bandung, 19 Oktober 1958 itu akan melanjutkan karirnya di dunia akademis sebagai dosen di Harvard University.

Banyak capaian yang telah raih Karen selama memimpin BUMN energi terbesar di Indonesia ini. Dari sisi kinerja perusahaan, tahun 2009 ketika dia baru memimpin, pendapatan Pertamina masih sebesar Rp 378,35 triliun. Tahun 2013, sudah naik hampir dua kali lipat menjadi Rp 743,11 triliun. Bahkan laba bersih Pertamina selama era Karen berhasil naik dari Rp 15,8 triliun pada 2009 menjadi Rp 32,05 triliun pada 2013 lalu atau naik 102,89%.

Kinerja yang bagus inilah yang membuat Pertamina berhasil masuk dalam jajaran 500 perusahaan dengan kinerja terbaik di dunia versi majalah Fortune.

Di sektor hulu migas, Karen juga berhasil meningkatkan produksi minyak Pertamina dari 121.000 barel per hari pada 2010 lalu menjadi 224.000 barel per hari 2013 lalu. Pencapaian tersebut tentu sesuatu yang luar biasa ditengah tren penurunan produksi minyak nasional.

Di bisnis hilir, Pertamina memperkokoh penguasaan pangsa pasar BBM non subsidi dan pelumas di pasar domestik dan gencarnya ekspansi pasar beberapa produk, seperti aviasi, pelumas dan BBM industri ke luar negeri. Ekspor pelumas produk Pertamina telah berhasil menembus 24 negara dan tetap memperkokoh penguasaan pangsa pasar pelumas dalam negeri sebesar 60%.

Di sisi lain, masih ada juga sederet pekerjaan rumah yang diwariskan Karen kepada penggantinya kelak. Diantaranya yang mencuat ke permukaan akhir-akhir ini adalah soal bisnis LPG 12 kg. Tahun 2013 lalu, kerugian perusahaan akibat bisnis LPG 12 kg mencapai Rp 5,7 triliun. Kerugian tersebut terjadi karena harga jual LPG 12 kg yang lebih murah dari biaya produksinya. Beberapa kali merencanakan kenaikan harga, tetapi selalu gagal karena tak mendapat persetujuan dari pemerintah.

Pekerjaan rumah yang tak kalah krusial adalah konversi BBM ke BBG di sektor transportasi untuk menekan subisi BBM yang terus menggerus sebagian besar anggaran pendapatan dan belanja negara. Pertamina memang tidak bisa berjalan sendiri dalam mensukseskan program ini, dibutuhkan dukungan politik dari pemerintah.

Beberapa pekerjaan rumah tersebut memang tidak bisa dituntaskan oleh Pertamina secara bisnis semata. Karena perusahaan ini dalam pengambilan keputusan bisnisnya tak jarang berhadapan dengan pihak lain seperti Kementerian BUMN, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian ESDM, dan DPR.

Karena itu, menurut pengamat ekonomi energi dari Universitas Gajah Madah Fahmi Radi pengganti Karen Agustiawan selain seorang profesional yang memiliki kemampuan teknis dan konseptual di bidang energi juga orang yang terbiasa dengan tekanan politik.

"Idealnya pengganti Karen adalah seorang profesional tapi terbiasa dengan tekanan politik,"ujarnya ketika dihubungi KONTAN, Senin (18/8).

Menurutnya, bisa juga orang partai politik menduduki posisi Direktur Utama Pertamina. Asalkan, memiliki kompetensi di bidang energi. "Cuma kalau orang partai risiko menjadi sapi perahan dari partainya sangat tinggi," ujarnya.

Pengamat sekaligus praktisi migas, John Karamoy mengatakan orang internal Pertamina banyak yang layak menjadi Direktur Utama menggantikan Karen."Di antara para komisaris itu ada yang qualified," ujarnya.

Menurutnya, keuntungan kalau orang dalam menjadi Direktur Pertamina adalah mereka sudah memahami bisnis perusahaan itu dari hulu hingga hilir. Terutama menurutnya aspek hulu migas yang sangat kompleks karena itu dibutuhkan figur yang sudah memahami seluk beluknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×