kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siasat Antam (ANTM) dan Vale (INCO) mengantisipasi fluktuasi harga nikel


Minggu, 14 Maret 2021 / 21:03 WIB
Siasat Antam (ANTM) dan Vale (INCO) mengantisipasi fluktuasi harga nikel
ILUSTRASI. Di tengah fluktuasi harga, strategi pengendalian biaya menjadi pegangan sejumlah emiten nikel menjaga kinerja.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas tidak terlepas dari fluktuasi harga. Kecenderungan ini dapat dilihat misalnya pada pergerakan komoditas nikel.

Mengutip Bloomberg, harga nikel di bursa London Metal Exchange (LME) untuk kontrak pengiriman tiga bulanan sempat mencapai angka tertingginya sejak awal tahun di posisi US$ 19.709 per metrik ton pada 24 Februari 2021 lalu, naik 18,63% dibanding posisi harga 31 Desember 2020 yang sebesar US$ 16.613 per metrik ton.

Meski begitu, tren pergerakan harga tersebut cenderung terus menunjukkan penurunan hingga mencapai posisi US$ 16.013 per metrik ton pada perdagangan Jumat (12/3) lalu. Dibandingkan posisi 31 Desember 2020, harga nikel pada Jumat (12/3) juga turun 3,61%.

Di tengah fluktuasi harga yang ada, strategi pengendalian biaya menjadi pegangan sejumlah emiten nikel dalam menjaga kinerja. SVP Corporate Secretary PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), Kunto Hendrapawoko mengatakan, ANTM akan terus menjaga biaya produksi tetap rendah sembari terus melakukan evaluasi secara selektif dan cermat terhadap setiap perkembangan yang ada.

Baca Juga: Tesla tidak batal investasi di Indonesia, namun bukan bangun pabrik mobil

Dengan cara itu, ANTM berharap daya saing usaha produk perusahaan bisa tetap terjaga positif di tengah volatilitas harga komoditas internasional. “Pada prinsipnya Antam akan senantiasa melakukan evaluasi dan juga melihat perkembangan bisnis, dalam hal ini bisnis nikel global,” ujar Kunto kepada Kontan.co.id, Kamis (11/3).

Kunto berujar, ANTM melihat bahwa prospek bisnis nikel tahun ini masih tetap akan tetap baik seiring dengan outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri. Makanya, sambil menekan biaya produksi, ANTM juga masih mengejar pertumbuhan produksi.

ANTM menargetkan bisa memproduksi bijih nikel sebanyak 8,44 juta wet metric ton (wmt), meningkat 77% dibandingkan capaian produksi bijih nikel (unaudited) tahun 2020 yang sebesar 4,76 juta wmt.

Peningkatan produksi bijih nikel tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel ANTAM dan mendukung penjualan kepada pelanggan domestik. Segendang sepenarian, total penjualan bijih nikel ANTAM tahun 2021 juga ditargetkan mencapai 6,71 juta wmt, meningkat 104% dibandingkan capaian penjualan bijih nikel (unaudited) tahun 2020 yang sebesar 3,30 juta wmt. “Peningkatan target penjualan bijih nikel tersebut seiring dengan outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri,” tambah Kunto.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) bakal optimalkan produksi demi antisipasi fluktuasi harga nikel




TERBARU

[X]
×