Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Toll Road (WTR) berhasil mengantongi dana segar Rp 5 triliun dari divestasi tiga ruas tol yang dimiliki lewat PT Waskita Transjawa Toll Road (WTTR). Ketiga ruas itu adalah Kanji-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Pasuruan-Probolinggo dengan total panjang 123,8 kilometer (km).
Penjualan tiga ruas tol tersebut dilakukan melalui penerbitan Reksadana Penyertaan Tetap (RDPT) Ekuitas Danareksa Infrastruktur Trans Jawa yang diterbitkan oleh PT Danareksa Investment Management (DIM) sebagai manager investasi l, PT Bank Mega sebagai bank kustodian, dan Danareksa Sekuritas sebagai arranger.
Penandatanganan perjanjian jalan tol melalui skema RDPT pada WTTR antara Waskita Toll Road dan Bank Mega dilakukan pada Selasa (10/4) dan disaksikan oleh Direktur Utama DIM.
RDPT berbasis ekuitas ini akan dilakukan dalam dua tahap. Pertama, WTR akan mengalihkan 57,14% saham lama WTTR ke RDPT senilai Rp 2,85 triliun. Kedua, WWTR akan menerbitkan saham baru sebesar 30% kepada RDPT senilai Rp 2,15 triliun. Sehingga total dana dari divestasi itu mencapai Rp 5 triliun.
Herwidiakto, Direktur Utama Waskita Toll Road mengatakan, RDPT yang diterbitkan tersebut merupakan yang terbesar di Indonesia dan juga sekaligus merupakan RDPT dengan underlying infrastruktur pertama. "RDPT ini mendapat respons yang sangat baik dan dalam dua bulan sudah diserap oleh investor dana pensium dan asuransi yang terafiliasi dengan pemerintah," katanya di Jakarta, Selasa (10/4).
Dana hasil divestasi tol tersebut akan dipergunakan untuk memperkuat pendanaan WTR dalam menyelesaikan pembangunan tol yang dimiliki perusahaan saat ini. Saat ini, WTR telah melakukan investasi di 18 ruas tol di Indonesia dan 5 ruas telah beroperasi komersial
Direktur Pengelolaan dan Pengendalian Portofolio Waskita Toll Road, Joko W Widodo menjelaskan, dana dari divestasi dari penerbitan saham baru atau rights issue yang akan dilakukan WTTR sebesar Rp 2,15 triliun akan dipakai untuk menyelesaikan ruas tol yang ada di bawahnya yang belum sepenuhnya beroperasi yaitu Pejagan-Pemalang, dan Pasuruan-Probolinggo.
"Sementara dana sebesar Rp 2,85 triliun akan digunakan WTR untuk menyelesaikan pembangunan ruas tol yang ada di luar WTTR." jelas Joko.
Jenpino Ngabdi, Direktur Utama Danareksa Sekuritas mengatakan, setelah transaksi divestasi tersebut maka RDPT akan menguasai 70% saham WTTR. Sedangkan kepemilikan WTR akan berkurang dari semula 99% menjadi 30%.
RDPT ini memiliki jangka waktu lima tahun dan merupakan solusi pendanaan alternatif bagi investor profesional dan proyek-proyek infrastruktur. "RDPT Ekuitas merupakan suatu instrumen pendanaan yang merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari pemodal profesional yang selanjutnya diinvestasikan manager investasi pada portofolio efek (ekuitas) yang berbasis kegiatan sektor rill." jelas Jenpino.
Saat ini, WTR telah memiliki 18 ruas tol yang ditaksir akan menelan investasi sebesar Rp 130 triliun. Dari situ baru lima ruas yang sudah beroperasi secara komersial. Perusahaan menargetkan, sudah akan mengoperasikan 437,5 km jalan tol sampai akahir 2018 dan mencapai 889,23 km sampai 2020.
Untuk membangunan jalan tol tersebut, WTR masih membutuhkan pendanaan yang cukup besar. Total ekuitas yang dibutuhkan untuk merampungkan 18 ruas tol itu ada 30% atau sekitar Rp 40 triliun. " Memang masing-maisng ruas tidak kami kuasai penuh, jika rata-rata kepemikan kami 60% sudah Rp 20 triliunan," jelas Joko.
Oleh karena itu, WTR juga masih akan terus menjajaki divestasi di sejumlah ruas tol yang lain. Selain divestasi WTTR, perusahaan juga berencana menjual empat ruas tol lagi yang merupakan bagian dari Trans Jawa yaitu Pemalang-batang, Batang-Semarang, Solo-Ngawi, dan Batang-Semarang.
Di luar Trans Jawa, WTR juga berencana menjual tiga ruas tol lain yaitu Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, dan Kayu Agung-Palembang-Betung dengan skema one on one. Joko bilang, pihaknya terbuka bagi siapa saja yang berminat untuk mengambil alih ruas-ruas tol tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News