kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SKK Migas: Kunjungan proyek hulu akan dilakukan tiap pekan


Minggu, 08 Maret 2020 / 17:33 WIB
SKK Migas: Kunjungan proyek hulu akan dilakukan tiap pekan


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BOJONEGORO. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melakukan kunjungan ke proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) milik Pertamina EP Cepu (PEPC) pada Sabtu (7/3).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangan resmi bilang tinjauan ini sebagai langkah untuk mengawal proyek JTB yang merupakan salah satu proyek strategis nasional agar dapat berjalan sesuai target.

Selain itu, Dwi memastikan kunjungan ke proyek hulu akan dilakukan tiap pekan oleh manajemen SKK Migas demi menjamin kelangsungan proyek.

Baca Juga: Menteri ESDM: Gas masih jadi tulang punggung, perlu penanganan yang tepat

""Pada rapat terbatas 4 Maret 2020 dengan salah satu agenda peningkatan produksi migas nasional, Presiden Joko Widodo telah meminta proyek strategis nasional dapat segera diselesaikan. Untuk itu, SKK Migas akan meningkatkan pengawasan agar proyek strategis nasional sektor migas dapat selesai pada waktu yang telah ditetapkan, bahkan kalau bisa bisa dipercepat," kata Dwi.

Sekedar informasi, proyek JTB adalah salah satu dari empat proyek strategis nasional disektor migas yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi melalui Keppres No 56 Tahun 2018. Penyelesaian proyek JTB diklaim akan turut memberikan kontribusi yang signifikan bagi penambahan produksi migas nasional. Proyek JTB secara keseluruhan bernilai US$ 1,53 miliar dan diperkirakan akan onstream Agustus tahun 2021.

Berdasarkan data SKK Migas, per Februari 2020, jumlah tenaga kerja yang terserap di proyek JTB sekitar 4.470 orang. Adapun, dalam rangka mendukung ekonomi daerah dan peningkatan kapasitas pengusaha lokal, Dwi memastikan SKK Migas telah mewajibkan pengadaan barang dan jasa hingga Rp 10 miliar agar dilaksanakan oleh pengusaha daerah, sehingga pengusaha lokal memiliki kesempatan untuk berkembang dan menciptakan lapangan kerja.

Sementara itu, Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan menyampaikan sejumlah tantangan dalam pelaksanaan proyek JTB.

"Sebelumnya kontraktor yang melaksanakan proses EPC mengundurkan diri, sehingga aktivitas proyek sempat terhenti beberapa bulan. Akhirnya pembangunan EPC JTB dapat dilanjutkan oleh kontraktor baru yaitu Rekayasa Industri," ujar Jamsaton.

Jamsaton melanjutkan, pihaknya mengintensifkan koordinasi dengan Kontraktor EPC dan menempatkan inspektur pengawas di workshop yang dimiliki vendor. Mekanisme ini disebut sebagai upaya mengejar ketertinggalan target dan proyek tetap dapat dibangun dengan kualitas terbaik demi mendukung kehandalan operasi kilang JTB saat beroperasi nantinya.

Direktur Utama REKIN Jakub Tarigan bilang sejak ditunjuk sebagai kontraktor pembangun EPC, pihaknya berusaha keras serta melakukan koordinasi intensif dengan SKK Migas dan Pertamina demi meminimalisir keterlambatan proyek.

"Keterlambatan per Februari 2020 bisa diperpendek hanya 0,66%, atau telah ada percepatan sebesar 19,3%. Capaian ini luar biasa, ditengah tantangan hujan cukup ekstrim saat ini," jelas Jakub.

Ia melanjutkan, pihaknya telah menyiapkan 9 pompa untuk memastikan maksimal 2 jam lokasi proyek sudah kering sehingga aktivitas pekerjaan menjadi normal.

Baca Juga: Pemerintah targetkan tahun 2030 lifting minyak bumi kembali 1 juta barel per hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×