kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Smelter feronikel Pomalaa II beroperasi Oktober


Minggu, 08 Maret 2015 / 21:36 WIB
Smelter feronikel Pomalaa II beroperasi Oktober
ILUSTRASI. Jokowi mengakui omzet perdagangan di pasar menurun drastis akibat terdampak perdagangan berbasis elektronik melalui media sosial.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pengembangan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) feronikel Unit-II milik PT Aneka Tambang Tbk di Pomalaa, Sulawesi Tenggara telah mencapai 90%. Dengan progres tersebut, pengoperasian pabrik logam paduan jtersebut diproyeksikan bisa dimulai pada Oktober 2015 mendatang.

"Kami sudah lakukan kunjungan ke sana, kami proyeksikan sudah dapat dioperasikan mulai Oktober mendatang, sehingga tingkat produksinya menjadi 28.0000 ton per tahun," kata Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sekaligus Komisaris Utama Aneka Tambang, Jumat (6/3) kemarin.

Seperti diketahui, smelter unit kedua merupakan bagian kegiatan konstruksi proyek perluasan pabrik feronikel Polamaa (P3FP) telah digelar Antam sejak awal 2013 silam. Di mana, proyek tersebut terdiri dari delapan paket kegiatan konstruksi.  

Selain penambahan kapasitas smelter, beberapa paket proyek lain di antaranya yaitu fasilitas pelabuhan, belt conveyor, dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 2x30 negawatt (MW). Perusahaan pelat merah ini berencana mengeluarkan investasi senilai US$ 573 juta untuk seluruh kegiatan tersebut.

Pada Oktober 2014 lalu, fasilitas dermaga yang memiliki kapasitas 12.000 DWT serta belt converyor sudah mencapai tahap comissioning. "Selain smelter, PLTU yang menyuplai kebutuhan juga kami proyeksikan beroperasi mulai akhir 2015 mendatang," ujar Sukhyar.

Rugi Rp 179,4 miliar

Sepanjang 2014 lalu, Aneka Tambang menderita rugi bersih sebesar Rp 775 miliar. Nilai tersebut jauh nenurun dibandingkan tahun 2013 lalu dengan catatan laba bersih sebesar Rp 410 miliar.

Tato Miraza, Direktur Utama Aneka Tambang menjelaskan, pada tahun lalu kendala utama yang dihadapi perseroan yakni larangan ekspor mineral mentah sejak 12 Januari silam. Padahal, ekspor bijih nikel biasanya menyumbangkan sekitar 30% dari total pendapatan Antam.

Alhasil, pendapatan perusahaan sepanjang 2014 hanya mencapai Rp 9,42 triliun, atau turun 16,64% dibandingkan dengan realisasi penjualan perusahaan pada tahun sebelumnya sebesar Rp 11,3 triliun. "Menghadapi tantangan 2014, program penghematan biaya dan optimalisasi kinerja operasional menjadi prioritas utama kami," kata dia dalam keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Realisasi produksi feronikel Antam pada tahun lalu mencapai 16.851 ton Ni, dengan volume penjualan sebesar 19.747 ton Ni. Sedangkan produksi emas mencapai 75.295 ons troi (oz) atau setara 2.342 kg, dan volume penjualannya mencapai 9.978 kg emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×