Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Kondisi itu diamini oleh Senior Manager Technical Eksternal PT Smelting Bouman T Situmorang. Menurutnya, asumsi awal saat pembangunan smelter dinilai menguntungkan. Hanya saja, mulai maraknya smelter tembaga di China malah menjatuhkan nilai TCRC.
"Smelter sekarang agak tersendat karena hitung-hitungan ekonomi," ungkap Bouman.
Mengenai keuntungan dan pembagian dividen, Bouman juga mengakui bahwa PT Smelting baru memberikan 4 kali ke pemegang saham. Mulai didirikan sejak tahun 1996 dan mulai produksi komersial pada 5 Mei 1999, PT Smelting baru mulai membagi dividen pada tahun 2014.
Baca Juga: Setoran dividen Freeport tak akan berkurang walau bisnis terpapar wabah corona
"Awal 2014, loncat ke 2017, nggak setiap tahun pemegang saham mendapat dividen," ungkapnya.
Sebagai informasi, smelter tembaga PT Smelting dibangun atas kewajiban PTFI dalam Kontrak Karya (KK). Saham PT Smelting dipegang 60,5% oleh Mitsubishi Materials Corp., PTFI 25%, Mitsubishi Copporation Japan Ltd. 9,5% dan JX Nippon Mining & Metals Corp. sebanyak 5%.
Selanjutnya: Smelter di Morowali untung, kenapa smelter tembaga rugi? Tony: Beda bos, itu nikel!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News