Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Hal ini, kata Tirza, mencerminkan komitmen Grab dalam memberdayakan dan mempercayakan peran kepemimpinan kepada putra-putri bangsa, baik dalam sisi operasional, strategi, maupun pengambilan keputusan bisnis.
"Kami bangga bahwa Grab Indonesia adalah karya kolektif dari orang Indonesia untuk Indonesia," katanya.
Diberitakan sebelumnya, rumor penggabungan usaha alias merger antara dua penyedia layanan On-Demand Services, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan Grab masih santer di kalangan publik.
Ekonom Senior Bright Institute Awalil Rizky bilang pemerintah perlu memperhatikan pentingnya menjaga iklim investasi dalam negeri dengan berpihak terhadap perusahaan lokal.
Meski masih rumor, Awalil menjelaskan ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memperhatikan lebih jauh perkembangan isu merger Grab dan GOTO.
Tonton: Driver Ojol Tolak Merger Grab-GoTo: Driver Terdampak, Aplikator Lokal Hilang
Menurutnya, Grab adalah perusahaan milik asing, sehingga merger antara kedua perusahaan tersebut dapat semakin memperbesar dominasi asing dalam iklim investasi Indonesia.
"Dominasi asing dalam iklim investasi Indonesia dapat merugikan pelaku usaha domestik untuk itu pemerintah wajib menjaga iklim usaha," jelasnya dalam paparan, Senin (5/5).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Grab Buka Suara soal Isu Merger dengan GoTo dan Tuduhan Dominasi Asing"
Selanjutnya: Ganjil Genap Jakarta Hari Ini Berlaku atau Tidak? Ini Aturan Lengkapnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News