kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Sritex menjahit kenaikan penjualan tahun depan


Selasa, 27 September 2016 / 10:49 WIB
Sritex menjahit kenaikan penjualan tahun depan


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk menjadwalkan uji coba pabrik baru di Solo, Jawa Tengah pada awal 2017. Sementara jadwal operasi komersialnya mulai pertengahan tahun depan.

Meski operasional pabrik masih jauh panggang dari api, Sri Rejeki alias Sritex sudah memasukkan kontribusi pabrik baru ke dalam target kinerja tahun depan. Perusahaan berkode SRIL di Bursa Efek Indonesia itu menakar, operasional pabrik baru bisa turut menyokong target pertumbuhan penjualan 8%-12% tahun depan.

Pasalnya, semua lini produksi Sritex akan mendaki. Produksi pemintalan (spinning) bakal naik 16% menjadi 654.000 bales per tahun sedangkan penenunan (weaving) meningkat 50% menjadi 120 juta meter per tahun.

Sementara pencelupan dan penyempurnaan tekstil (dyeing and finishing) akan meningkat 100% menjadi 240 juta yard per tahun. Begitu pula dengan pakaian jadi (manufacturing of garments) yang bakal naik 67% menjadi 30 juta potong per tahun.

Saat ini, pembangunan pabrik anyar Solo sampai tahap pemasangan mesin. Sritex membeli mesin produksi dari Eropa dan China.  "Mesin sudah dibeli semua," kata Iwan Setiawan Lukminto, Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk saat dihubungi KONTAN Jumat (23/9).

Duit untuk membeli mesin berasal dari capital expenditure (capex) alias belanja modal tahun ini. Corporate Secretary PT Sri Rejeki Isman Tbk Welly Salam mengatakan, belanja mesin mesin weaving dan spinning menyerap anggaran US$ 20 juta. Sementara total capex tahun 2016 yakni US$ 60 juta.

Lantaran belanja mesin terealisasi tahun ini, alokasi capex Sritex tahun depan lebih mini. "Capex tahun depan dana dari internal hanya US$ 10 juta-US$ 15 juta untuk pemeliharaan mesin saja," terang  Welly saat dihubungi KONTAN Jumat (23/9).

Pakaian dan kain jadi

Hingga akhir tahun 2016 nanti, Sritex yakin bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan 5%-8%. Sementara target pertumbuhan laba bersih tahun ini 7%-14%. 

Sritex menjagokan segmen pakaian jadi dan kain jadi sebagai kontributor penjualan terbesar hingga 50% terhadap total penjualan. Proyeksi itu sejalan dengan perjalanan kinerja semester I 2016. Pada paruh pertama tahun ini, kedua produk tadi berkontribusi 46,89% terhadap total penjualan US$ 371 juta. 

Metoda penjualan kain jadi Sritex secara bussiness to business (B2B) ke korporasi. Salah satu klien mereka yakni PT Pan Brothers Tbk, memproduksi kembali kain jadi Sritex menjadi aneka produk sandang untuk H&M. Korporasi lain seperti Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI).

Selain lini produk yang sudah berjalan, Sritex mulai mendiversifikasi produk. Sebut saja produksi tas, ransel, sleeping bag, sarung tangan, tenda, integrated personal protection set (IPP set) untuk tentara khusus dan pakaian chemical, biological, radiation and nuclear (CBRN). Kontribusi penjualan pakaian khusus tersebut 2% terhadap total penjualan.

Kebetulan, saat ini Sritex sedang menunggu hasil tender pakaian pemadam kebakaran dari dalam negeri dan luar negeri.  "Bila tender berhasil, kontribusi bisa meningkat jadi 4% dari total penjualan," ujar Welly.                                       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×