Reporter: Vina Elvira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah lesunya industri otomotif dan melemahnya daya beli pada 2025, permintaan mobil bekas PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) masih menunjukkan pergerakan yang relatif stabil.
Presiden Direktur ASLC Jany Candra menyatakan bahwa meski tekanan sektor otomotif turut menahan laju penjualan, ketersediaan unit mobil bekas ASLC sepanjang 2025 berada dalam kondisi terjaga.
Kunci menjaga keseimbangan antara volume dan margin terletak pada manajemen stok yang efisien dan berbasis data. ASLC memanfaatkan teknologi untuk memantau perputaran unit secara real-time, memastikan suplai dari kanal trade-in maupun lelang tetap mencukupi, sekaligus menentukan harga yang optimal untuk mempercepat penjualan.
Baca Juga: Autopedia Sukses Lestari (ASLC) Incar Momentum Pemulihan Pasar Otomotif pada 2026
“Dengan pendekatan tersebut, Perseroan mampu menjaga sirkulasi kendaraan yang sehat dan stabil, serta mempertahankan profitabilitas yang berkelanjutan di tengah dinamika persaingan dan fluktuasi ketersediaan unit di pasar,” ungkap Jany, kepada Kontan.co.id, Sabtu (22/11/2025).
Ia mencatat, unit bisnis mobil bekas ASLC, yakni Caroline.id telah menyumbang sekitar 70% dari total pendapatan Perseroan. Hingga kuartal ketiga tahun ini, volume penjualan Caroline.id tercatat sebesar 3.000 unit (naik 26% yoy) dan dan diperkirakan dapat mendekati 4.000 unit hingga akhir tahun.
Kontribusi bisnis mobil bekas juga semakin dominan terhadap kinerja ASLC. Caroline.id kini menyumbang sekitar 70% dari total pendapatan perseroan.
“Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan porsi kontribusi bisnis mobil bekas dibanding tahun sebelumnya, sekaligus mempertegas posisi Caroline.id sebagai lini usaha dengan pertumbuhan paling kuat dalam ekosistem ASLC,” tuturnya.
Baca Juga: Genjot Penjualan, Ini Strategi Anak Usaha Autopedia Lestari Hingga Akhir Tahun 2025
Meskipun punya prospek kinerja yang cukup positif, Manajemen ASLC tak memungkiri bahwa bisnisnya ikut terdampak pelemahan daya beli masyarakat pada semester I-2025. Kondisi ini membuat permintaan lebih banyak bergeser ke segmen kendaraan dengan harga di bawah Rp 200 juta, yang memang memiliki gross margin lebih rendah dibandingkan segmen mobil premium.
Meski demikian, penurunan penjualan mobil baru juga menciptakan efek tidak langsung yang mendorong permintaan mobil bekas.
“Ketika konsumen menunda pembelian mobil baru akibat kenaikan harga, tingginya suku bunga, dan meningkatnya biaya kepemilikan, mobil bekas menjadi alternatif yang lebih rasional dan terjangkau,” sebut Jany.
Hingga saat ini, capaian ASLC masih berada pada jalur yang sesuai dengan rencana awal tahun, meskipun perusahaan tetap mewaspadai tantangan terkait pelemahan daya beli masyarakat dan dinamika pasar otomotif. Dengan penguatan integrasi platform dan efisiensi operasional, ASLC optimistis dapat menjaga kinerja sesuai target yang telah ditetapkan.
Baca Juga: Autopedia Sukses (ASLC) Alokasikan Capex Rp 15 Miliar pada 2025, Ini Peruntukannya
Selanjutnya: Jaya Sukses Makmur Sentosa (RISE) Beri Saham Bonus ke Investor
Menarik Dibaca: Gelaran Pesta Sehat Kurangi Terjangkit Obesitas dan Diabetes
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













