kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sukses di sektor EBT, PLN raih peringkat pertama di Asia Selatan dan Tenggara


Rabu, 08 Juli 2020 / 08:06 WIB
Sukses di sektor EBT, PLN raih peringkat pertama di Asia Selatan dan Tenggara
ILUSTRASI. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) PLN


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berhasil menempati peringkat teratas di kawasan Asia Selatan dan Tenggara sebagai perusahaan kunci yang akan menentukan kesuksesan transformasi sistem energi dan dekarbonisasi.

Capaian ini berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh World Benchmarking Alliance (WBA) dan disampaikan pada acara peluncuran The Electric Utilities Benchmark yang dilaksanakan secara daring, Senin (6/7) lalu.

PLN, terpilih menjadi satu dari 50 perusahaan kelistrikan terbaik di dunia. Ke-50 perusahaan tersebut terpilih dari 450 perusahaan energi dunia yang dinilai dan dianggap memiliki pengaruh terhadap pencapaian target Perjanjian Paris untuk memperlambat perubahan iklim.

Baca Juga: Presiden Jokowi siapkan empat skema harga listrik EBT, PLN wajib beli!

“Ini menjadi salah satu bukti komitmen kami untuk terus mendorong penggunaan energi baru terbarukan dalam penyediaan listrik di Indonesia,” ujar Executive Vice President Corporate Communcation PLN Agung Murdifi dalam siaran pers di situs PLN, Selasa (7/7).

Asal tahu saja, pemeringkatan WBA Climate and Energy Benchmark dilakukan dengan menggunakan metodologi Assessing low-Carbon Transition (ACT) yang menilai kesiapan suatu organisasi dalam transisi ke ekonomi rendah karbon yang dilihat dari aspek strategi pengelolaan perubahan iklim, model bisnis, investasi, operasi, dan pengelolaan emisi gas rumah kaca.

Metodologi tersebut merupakan produk dari ACT initiative yang merupakan program kerjasama dari ADEME dan CDP.

Perusahaan-perusahaan listrik dianggap memiliki peran penting sebagai pendukung tercapainya energi rendah karbon yang mana dekarbonisasi perusahaan listrik sangat sentral untuk mendorong transisi ke ekonomi rendah karbon.

WBA Climate and Energy Benchmark menilai bahwa perusahaan-perusahaan terpilih dapat berkontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goal (SDG) 13 dan SDG 7 serta memberikan insentif untuk menyelaraskan strategi mereka dengan tujuan pembatasan pemanasan global di bawah 2 derajat celcius sesuai dengan Perjanjian Paris.

Berbekal kapasitas pembangkit terpasang sebesar 43,85 gigawatt (GW), PLN berkomitmen untuk meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) dari 12% di tahun 2018 menjadi 23% di tahun 2025.

Agung menyebut, PLN telah memiliki kebijakan dan strategi terkait mitigasi perubahan iklim serta telah membentuk unit organisasi khusus untuk pengelolaan mitigasi dan adaptasi iklim. Sekadar info, hingga bulan Mei 2020, kapasitas pembangkit EBT di Indonesia mencapai 7.963 megawatt (MW).

Baca Juga: Indonesia dan IEA bekerja sama di sektor ketenagalistrikan dan energi terbarukan

Dalam program green transformation, PLN memperkenalkan model-model bisnis baru atau green boosters yang mendukung strategi perusahaan untuk pemenuhan target EBT dan mitigasi perubahan iklim. “PLN juga rutin melaporkan hasil inventarisasi emisi gas rumah kaca melalui laporan keberlanjutan,” tambah Agung.

Secara keseluruhan, PLN meraih peringkat 28 dunia mengungguli Tenaga Nasional Berhad, Malaysia (29), Chubu Electric Power, Jepang (32), Tokyo Electric Power Company, Jepang (37), Taiwan Power Company (38), Korea Electric Power Corporation (39) dan Eskom Holdings, Afrika Selatan (41).

Sementara itu, perusahaan listrik Ørsted asal Denmark meraih peringkat pertama dan menjadi acuan bagi perusahaan-perusahaan listrik lain di seluruh dunia. Perusahaan ini memiliki target carbon neutrality di tahun 2040 yang melingkupi seluruh rantai bisnisnya.

Sebagai tambahan, hasil penilaian WBA Climate and Energy Benchmark juga dipublikasikan di laman World Benchmarking Alliance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×