kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sumbawa Timur Mining (STM) masih butuh waktu untuk dapat menambang


Kamis, 27 Februari 2020 / 16:58 WIB
Sumbawa Timur Mining (STM) masih butuh waktu untuk dapat menambang
ILUSTRASI. PT Sumbawa Timur Mining temukan cadangan Tembaga-Emas Onto di Pulau Sumbawa, Indonesia


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumbawa Timur Mining (STM) menemukan potensi sumber daya mineral tembaga dan emas di tambang Onto. Temuan tersebut masuk dalam proyek Hu'u di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Namun, STM tak bisa segera menambang temuan potensi tersebut. Pasalnya, masih ada sejumlah proses kajian dan eksplorasi lanjutan untuk memastikan potensi sumber daya itu bisa menjadi cadangan dan layak untuk dilakukan operasi penambangan.

Baca Juga: Temukan deposit tembaga-emas, Sumba Timur Mining serap banyak tenaga kerja lokal

Communications Manager STM Agus Hermawan mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang dalam tahap eksplorasi lanjutan untuk memastikan kelayakan penambangan baik secara teknis maupun ekonomis. Agus tak menyebut dengan detail target waktu pengerjaan dari tahap tersebut.

Yang jelas, Agus menyebut tahapan eksplorasi lanjutan ini membutuhkan waktu beberapa tahun ke depan. "STM akan melanjutkan pengeboran di dalam dan di sekitar wilayah deposit Onto untuk menentukan batas ke dalaman mineralisasi. Biasanya tahap eksplorasi memakan waktu beberapa tahun," ungkap Agus saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (27/2).

Alhasil, Agus belum bisa memastikan kapan deposit Onto dan proyek Hu'u tersebut akan berhasil dikembangkan menjadi sebuah operasi penambangan.

"Dibutuhkan banyak pengeboran dan penelitian untuk menentukan apakah operasi penambangan layak dilakukan. Meskipun kami sangat antusias dengan penemuan potensi sumber daya mineral Onto, namun masih terlalu dini untuk mengatakan kapan proyek akan memulai tahapan konstruksi atau operasi penambangan," terang Agus.

Baca Juga: Sumbawa Timur Mining temukan cadangan tembaga-emas Onto di Sumbawa

Lebih lanjut, Agus pun masih enggan membuka nilai investasi yang dianggarkan STM untuk tahapan eksplorasi ini, baik yang sudah direalisasikan maupun dana yang disiapkan untuk eksplorasi lanjutan. Agus hanya bilang, seluruh pendanaan berasal dari perusahaan induk STM.

"Jumlah investasi kami tidak bisa buka. Seluruh pendanaan untuk kegiatan eksplorasi ini berasal dari perusahaan induk kami," sebut Agus.

Asal tahu saja, STM merupakan pemegang Kontrak Karya (KK) generasi-7 untuk Proyek Hu'u di Dompu, NTB. STM adalah perusahaan patungan antara PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) dengan porsi 20%, dengan Eastern Star Resources Pty. Ltd. yang memegang 80%, yang mana perusahaan ini dimiliki 100% sahamnya oleh Vale SA.

Agus menjelaskan, STM telah melalukan eksplorasi pertama kali sejak tahun 2010, sementara sumber daya mineral Onto ditemukan pada Agustus 2013. Kemudian, STM melakukan pengeboran lanjutan sebanyak 64 lubang dengan total kedalaman sekitar 61.000 meter untuk menentukan ukuran, luas, dan karakteristik sumber daya mineral.

Baca Juga: BKPM janji selesaikan masalah Sumbawa Timur Mining

"Hasilnya seperti rincian potensi sumber daya mineral yang sudah disampaikan, itu adalah perkiraan per Desember 2019," sambungnya.

Adapun, berdasarkan penemuan tersebut, total perkiraan sumber daya tertunjuk sebesar 0,76 miliar ton dengan 0,93% tembaga dan 0,56 gram per ton emas serta total sumber daya mineral tereka sebanyak 0,96 miliar ton dengan 0,87% tembaga dan 0,44 gram per ton emas. Angka tersebut setara dengan total 1,7 miliar ton dengan 0,89% tembaga dan 0,49 gram per ton emas.

Selain sumber daya mineral di atas, target eksplorasi di sekitar area juga telah ditetapka sebesar o,6-1,7 miliar ton dengan 0,2%-0,7% tembaga dan 0,1-0,3 gram per ton emas.

Menurut Agus, sumber daya mineral Onto utamanya akan menjadi operasi penambangan tembaga. Sedangkan emas hanya sebagai tambang ikutan. "Emas juga biasanya terdapat dalam jumlah kecil di dalam bijih dan akan diambil bersama tembaga. Menurut perkiraan, nilai rata-rata kandungan emas sebesar 0,49 gram per ton," terangnya.

Baca Juga: Seluruh perusahaan mineral telah rampungkan amandemen kontrak karya

Sementara itu, terkait dengan pembagian kontribusi ke induk usaha STM, Agus pun masih enggan untuk memberikan komentar. "Kami saat ini sedang dalam tahap eksplorasi dengan tujuan untuk memastikan operasi penambangan block caving yang layak secara teknis dan ekonomi. Masih terlalu dini untuk memperkirakan masalah itu," sebut Agus.

Dihubungi terpisah, Senior Vice President Corporate Secretary Antam, Kunto Hendraprawoko mengatakan bahwa teknis pengerjaan dan aktivitas eksplorasi memang sepenuhnya menjadi ranah STM. Namun, Kunto menyebut penemuan deposit sumber daya mineral ini bisa berdampak positif bagi Antam yang sedang mengembangkan bisnis di segmen emas dan logam mulia.

Sehingga, Antam tak menutup peluang untuk menambah investasi di STM. "Antam senantiasa mengevaluasi setiap kesempatan untuk mengembangkan bisnis terutama pada segmen emas dan logam mulia. Termasuk peluang investasi tambahan pada entitas perusahaan patungan yang memiliki prospek positif di masa mendatang," tandas Kunto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×