Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
Rocky menyebut, saat ini rencana ITMA untuk masuk ke dalam bisnis EBT sedang dikaji. Ada kemungkinan ITMA akan memprioritaskan bisnis panel surya. Sebab, energi surya relatif lebih mudah diperoleh di Indonesia dan cukup realistis dengan jumlah dana yang dikantongi ITMA.
"Kalau tenaga hidro sangat tergantung dari debit air dan di kawasan Jawa agak susah mencari itu," kata dia.
Baca Juga: Emiten berbondong-bondong garap tambang emas, ini kata analis
Lantas, sebelum rencana akuisisi atau proyek benar-benar terealisasi, ITMA akan tetap fokus berbisnis di bidang pertambangan dan jasa konsultasi pertambangan.
Sekadar catatan, pada semester I 2019 lalu ITMA meraih pendapatan sebesar US$ 6 juta atau turun 2,59% (yoy) dari semester I 2018 sebesar US$ 6,16 juta. Rocky bilang, mayoritas pendapatan ITMA disumbang bisnis transportasi tambang anak usahanya yaitu PT Mitratama Perkasa.
Adapun laba bersih ITMA di semester I 2019 tercatat sebesar US$ 3,92 juta. Laba ini turun 21,12% (yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu senilai US$ 4,97 juta.
Baca Juga: Tambang emas milik Ancora Indonesia (OKAS) akan beroperasi pada 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News