kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Surplus beras tahun ini ditarget 10 juta ton


Selasa, 10 Februari 2015 / 17:03 WIB
Surplus beras tahun ini ditarget 10 juta ton
ILUSTRASI. Cermati Kurs Dollar-Rupiah di BRI Jelang Tengah Hari Ini Jumat, 25 Agustus 2023. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/11/10/2016


Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Demi mencapai swasembada pangan, Kementerian Pertanian (Kemtan) mendapatkan alokasi tambahan anggaran atau RAPBN-P sebesar Rp 16,9 triliun. Alokasi anggaran paling besar untuk pupuk dan benih.

Dengan tambahan duit itu, Kemtan dituntut bekerja lebih keras. Kemtan ditargetkan mencapai surplus beras hingga 10 juta ton tahun ini.

Sebelumnya dalam APBN 2015, anggaran untuk Kemtan mencapai Rp 15,8 triliun. Awal pekan ini, DPR menyetujui adanya tambahan anggaran Rp 16,9 trilun. Sehingga, total anggaran yang dikekap Kemtan mencapai Rp 32,7 triliun.

 Target ini sebenarnya mungkin tercapai jika subsidi kepada petani berupa pupuk dan benih tepat sasaran. Apalagi ditargetkan ada perbaikan irigasi rusak mencapai pada 1,6 juta hektare (ha) dari luas irigasi sebesar 3,2 juta ha.

Namun, berkaca pada pencapaian produksi beras tahun 2014, mencapai target tak semudah membalik telapak tangan meskipun masih terjadi surplus produksi. Kemtan melakukan revisi target tiga kali untuk pencapaian produksi gabah kering giling (GKG).

Kemtan pernah menetapkan target 76 juta ton GKG di awal tahun 2014, kemudian direvisi pada Mei menjadi 73 ton, lalu Juli menjadi 71 ton. Terakhir, produksi beras 2014 mencapai 70 juta ton GKG.

Tahun ini, Kemtan menargetkan produksi mencapai 73 juta ton GKG. Hitungannya, tahun ini diperkirakan akan ada surplus beras hingga 8,2 juta ton.

“Kalau tahun ini bisa surplus 10 juta ton maka swasembada makin dekat,” ujar Herman Khaeron, Ketua Komisi IV DPR awal pekan ini.

Alokasi subdisi paling besar dialokasikan untuk pupuk dan benih hingga Rp 2,3 triliun. Padahal serapan untuk pupuk dan benih tahun 2014 amat payah. Pada pupuk hanya 96% sedangkan untuk benih hanya 20% pada tahun 2014. Alasannya karena distribusi yang tidak lancar sehingga hanya menumpuk di gudang.

Agar tidak berulang, Kemtan harus membuat skema baru agar serapan pupuk dan benih mencapai 100% dan langsung ke petani. Misalnya, untuk penerima calon petani dan calon lahan (CPCL) diseleraskan dengan perbaikan jaringan irigasi dan penyaluran pupuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×