Reporter: Petrus Dabu | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merasa dirugikan dengan mekanisme pertukaran gas (swap) dari blok Jambi Merang ke PT Chevron Pacific Indonesia selaku konsumen ConocoPhillips.
Meski gas sebanyak 65 Juta Standar Metrik Kaki Kubik per Hari (Mmscfd) jatah PLN dari blok Jambi Merang itu sudah mengalir ke Chevron, tetapi ConocoPhillips belum memberikan penggantinya kepada PLN.
Kepala Divisi Minyak dan Gas PLN, Suryadi Mardjoeki, mengatakan, saat ini PLN membutuhkan tambahan pasokan gas ke PLTGU Muara Tawar di Bekasi, Jawa Barat sebesar 50 Mmscfd, 10 Mmscfd ke PLTG Payoselincah di Jambi, dan 5 Mmscfd ke PLTG di Batam.
PLN berharap tambahan pasokan gas diperoleh dari ConocoPhillips. "Namun, tidak ada alokasi khsusus gas dari ConocoPhililips(Copi) untuk menggantikan gas PLN sebesar 65 Mmscfd dari blok Jambi Merang yang saat ini dikirim ke Chevron,” ujarnya, Senin (21/11).
Tak pelak, PLN pun menuding Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang mengatur swap, telah membohongi PLN. Alasannya, bukan mengusahakan agar jatah 65 Mmscfd dari ConocoPhillips itu segera mengalir ke pembangkit PLN, BP Migas malah mengatakan pasokan gas ke Chevron tidak boleh dikurangi, baik dari blok Jambi Merang maupun dari blok Corridor, Sumatera Selatan yang dioperasikan ConocoPhillips.
BP Migas malah menawarkan agar jatah untuk PLN dari ConocoPhillips tersebut diambil dari gas yang dijual ConocoPhillips ke PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGAS).
Menurut Mardjoeki, apabila diambil dari jatah PGN, PLN lebih baik membeli secara langsung ke PGN. Karena PLN bisanya membeli gas di PGN dengan harga US$ 6,4 per BBTU. Sedangkan, harga gas yang PLN beli dari ConocoPhillips PLN jauh lebih mahal, yaitu US$ 6,98 per BBTU.
Mardjoeki mengatakan berdasarkan kontrak dengan operator blok Jambi Merang, yaitu JOB PT Pertamina Hulu Energi-Talisman, gas dari Jambi Merang seharusnya mengalir ke PLN pada 2010. Gas tersebut digunakan untuk menyalakan sejumlah pembangkit PLTG di wilayah Sumatera.
Namun, karena infrastruktur pipa belum selesai dibangun, maka disepakati swap dengan pihak ConocoPhillips. Gas dari Jambi Merang sebesar 65 Mmscfd untuk PLN dialihkan ke konsumen ConocoPhillips yaitu Chevron. Sebaliknya, PLN mendapatkan pasokan gas dari ConocoPhillips sebesar 65 Mmscfd.
BP Migas menjanjikan gas dari ConocoPhillips tersebut mengalir pada awal Oktober 2011. Kemudian, diundur lagi menjadi awal November 2011. Namun, hingga kini gas tersebut, kata Mardjoeki belum juga mengalir.
Catatan saja, PLN dengan ConnocoPhllips juga melakukan swap gas di blok Gajah Baru, Natuna. Blok ini memproduksi gas sebesar 140 mmscfd. Berdasarkan kontrak gas tersebut dibeli oleh Singapura sebesar 100 mmscfd, sedangkan 40 mmscfd oleh PLN untuk pembangkit PLN di Batam.
Namun, karena pipa koneksi ke Batam belum tersambung, maka 40 mmscfd ini tidak dapat dialirkan. Pemerintah melalui Kementerian ESDM akhirnya memutuskan 140 mmscfd ini semuanya dialirkan ke Singapura.
Sedangkan jatah PLN digantikan dari lapangan milik ConocoPhillips yaitu lapangan Koridor di Sumatera Selatan sebesar 40 mmscfd. Sementara jatah Singapura sendiri yang dalam kontrak dengan ConocoPhilips dari lapangan Koridor mendapatkan 300 mmscfd, dikurangi sebesar 40 mmscfd.
Gas 40 mmsfd dari blok Koridor ini dialirkan untuk pembangkit milik PLN yaitu PLTU Muara Tawar yang juga sedang membutuhkan gas. Namun, gas 40 mmscfd tersebut belum mengalir ke PLN. “Januari 2012 baru mengalir,” ujarnya. Dengan demikian, total gas swap antara PLN dengan ConocoPhillips sebesar 105 mmscfd.
Akan mengalir semua Januari 2012
Menanggapi keluhan PLN, Deputi Operasi BP Migas Rudi Rubiandini, mengatakan, gas yang dikirim ke Chevron memang tidak boleh dikurangi karena bisa menimbulkan gangguan produksi minyak.
Jatah 65 mmscfd untuk PLN tetap akan mengalir yang berasal dari tiga lapangan, yaitu 20 mmscfd dari blok Jambi Merang, yaitu dari jatah untuk PT Perusahaan Gas Negara. Ini kata dia bisa mengalir pada awal Desember 2011.
Kemudian pada pertengahan Desember akan ada lagi tambahan 45 mmscfd untuk PLN dari lapangan Suban yang dioperasikan ConocoPhillips di Sumatera Selatan. Dengan demikian, kata Rudi jatah untuk swap Jambi Merang untuk PLN sudah terpenuhi.
Kemudian, untuk swap di lapangan Gajah Baru sebesar 40 mmscfd, akan mengalir ke PLN pada Januari 2012. Dengan itu kata Rudi, swap dengan PLN sebesar 105 mmscfd akan terlunasi semua pada Januari 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News