kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahan laju penurunan produksi, SKK Migas gencarkan pelaksanaan EOR


Kamis, 29 Agustus 2019 / 20:17 WIB
Tahan laju penurunan produksi, SKK Migas gencarkan pelaksanaan EOR
ILUSTRASI. Lapangan minyak Pertamina EP


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus melakukan sejumlah upaya demi menahan laju produksi sejumlah lapangan migas.

Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan melaksanakan pengeboran tahap lanjut atau Enchanced Oil Recovery (EOR) pada sejumlah lapangan migas.

Baca Juga: Perluas digitalisasi hulu-hilir, Pertamina incar potensi hingga Rp 5 triliun

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengungkapkan proyek EOR yang dilaksanakan pada delapan lapangan migas terus berjalan. "Pilot project EOR di Lapangan Tanjung Pertamina EP dan terlihat menjanjikan," ujar Fatar ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (29/8).

Adapun, SKK Migas masih terus melakukan kajian dan identifikasi pada lapangan migas lain. "Untuk EOR Rokan menanti Pertamina Hulu Rokan masuk," terang Fatar.

Fatar mengungkapkan, penerapan EOR diproyeksikan dapat mengerek produksi sebesar 5% hingga 20% bergantung pada jenis dan karakter reservoir.

Sementara itu, Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengungkapkan, injeksi polymer telah dilakukan pada Lapangan Tanjung sebagai bagian dari pelaksanaan chemical EOR.

Baca Juga: PHE ONWJ sinergi dengan tim terbaik tangani anjungan YYA

Ke depannya injeksi polymer akan dilakukan pada dua lapangan lain yakni Lapangan Rantau dan Lapangan Lirik yang kini memasuki tahap persiapan. "Sementara persiapan water injection dilakukan pada Lapangan Jirak, Gebang, belimbing dan Ramba," ungkap nanang ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (29/8).

Dua lapangan lain yakni Lapangan Jatibarang dan Sukowati masih dalam kajian Pertamina EP, namun Nanang menyebutkan injeksi CO2 berpotensi dilakukan pada kedua lapangan ini. Menurutnya, pelaksanaan EOR mempertimbangkan sejumlah hal, seperti, simpanan cadangan yang dinilai masih besar.

Penentuan besaran cadangan dilakukan melalui study dengan data lengkap seperti 3D seismic, data produksi serta infrastruktur penunjang berupa water treatment dan injection plant.

"Lapangan Tanjung diharapkan sudah bisa memberi implementasi skala penuh pada 2 hingga 3 tahun mendatang," sebut Nanang. Sementara lapangan lain disebut membutuhkan waktu lebih lama dengan rentang 4 hingga lima tahun ke depan.

Baca Juga: Kembali berubah, subsidi untuk solar dialokasikan Rp 1.500 per liter pada tahun 2020

Lewat pelaksanaan EOR, Nanang mengungkapkan, Pertamina EP memproyeksikan kenaikan produksi sebesar 30% hingga 35%. Sebelumnya, kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan total investasi EOR direncanakan menelan biaya sebesar US$ 5 hingga US$ 7 juta. “Untuk capexnya (capital expenditure/belanja modal) itu sekitar US$ 5-7 juta,” ungkap Dwi di Jakarta.

Senada, dengan Nanang Abdul Manaf, Dwi mengungkapkan EOR baru akan terasa dampaknya beberapa tahun ke depan. Hal ini dikarenakan EOR baru memasuki pembangunan fasilitas yang rata-rata membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 tahun.

Adapun, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial sempat mengungkapkan, berdasarkan statistik yang ada, pengerjaan EOR bisa menelan waktu yang cukup lama hingga 10 tahun sebelum akhirnya bisa diterapkan dengan skala penuh pada suatu blok migas.

SKK Migas memproyeksikan, pada 2025 mendatang, dengan kehadiran EOR maka produksi minyak yang bisa diperoleh sebesar 494 ribu barel per hari (bph) atau lebih besar daripada proyeksi produksi tanpa EOR yang sebesar 480 ribu bph.

Baca Juga: Bakal IPO, perusahaan baja Gunung Raja Paksi akan terbitkan 1,24 miliar saham

Bahkan, di tahun 2027 nanti laju produksi minyak diperkirakan dapat bertahan di angka 446 ribu bph ketimbang tanpa EOR yang diperkirakan sebesar 376 ribu bph.

Asal tahu saja, pelaksanaan EOR direncanakan akan diterapkan pada Blok Rokan yang nantinya akan dikelola oleh Pertamina. “Kalau Rokan akan diserahkan di 2022, Pertamina akan lakukan EOR pasca 2022. sehingga baru dirasakannya lima tahun setelahnya,” tandas Ego di kantor Kementerian ESDM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×