kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.098.000   -17.000   -0,80%
  • USD/IDR 16.571   109,00   0,66%
  • IDX 8.008   -16,75   -0,21%
  • KOMPAS100 1.116   -7,41   -0,66%
  • LQ45 809   -5,92   -0,73%
  • ISSI 276   0,10   0,04%
  • IDX30 421   -3,05   -0,72%
  • IDXHIDIV20 483   -7,14   -1,46%
  • IDX80 123   -0,71   -0,57%
  • IDXV30 132   -1,87   -1,40%
  • IDXQ30 134   -2,10   -1,54%

Tahun 2014 tidak ada lagi minyak goreng curah


Jumat, 15 April 2011 / 11:23 WIB
Tahun 2014 tidak ada lagi minyak goreng curah
ILUSTRASI. Pekerja merakit Lemari Es rumah tangga di pabrik baru PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) Karawang, Jawa Barat, Rabu (22/2). Pabrik yang baru diresmikan tersebut dalam setahun mampu memproduksi 2,640,000 Lemari Es dan 1.680.000 mesin cuci dengan nilai i


Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) akan terus berupaya meningkatkan konsumsi minyak goreng kemasan dan menekan konsumsi minyak goreng curah. Saat ini, tingkat konsumsi minyak goreng nasional mencapai 3,4 juta ton, dengan peningkatan sebesar 1,5% per tahun.

Dari jumlah konsumsi tersebut, hanya 30% atau 1,02 juta ton yang berbentuk kemasan. Artinya, sebesar 70% atau 2,38 juta ton lainnya merupakan minyak curah.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, penurunan konsumsi minyak goreng curah penting dilakukan dalam rangka mencapai ketahanan pangan. Pengurangan ini juga mendorong stabilisasi harga pangan dan perbaikan kualitas pangan dari segi kesehatan.

Kemdag telah menerbitkan peraturan pemberian PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk minyak goreng curah dan kemasan yang akan mengucurkan hingga 2015. Pemerintah juga akan melanjutkan penyediaan minyak kemasan sederhana MinyaKita. "Sehingga tahun 2015 tidak ada lagi yang mengkonsumsi minyak curah," ujar Mari.

Maka, Kemdag mulai menyusun target. "Untuk tahun ini, kami menargetkan konsumsi minyak curah beralih ke kemasan sekitar 20%," ujar Gunaryo, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kamis (14/4). Mengikuti hitungan Gunaryo, artinya tahun ini setidaknya sekitar 476.000 ton minyak curah beralih menjadi minyak kemasan.

Ia menambahkan, peralihan minyak curah ke kemasan ini akan dilakukan secara bertahap. Di tahun 2013, Kemdag menargetkan sebanyak 50% konsumsi minyak goreng nasional sudah dalam bentuk kemasan. Walhasil, di tahun 2014 nanti Kemdag menargetkan seluruh konsumsi minyak berbentuk kemasan.

Para pebisnis rupanya juga sepakat. Sahat Sinaga, Ketua Umum Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) pernah mengungkapkan, penggunaan minyak goreng curah itu berbahaya karena tidak higienis. Menurut catatan GIMNI, total kebutuhan minyak goreng tahun ini bakal mencapai 3,4 juta ton. Jumlah ini tumbuh 6,2% dari total kebutuhan minyak tahun 2010 sebanyak 3,2 juta ton.

Dari jumlah itu, hanya sekitar 17,5% yang dipasarkan melalui ritel modern. Sementara 18% disalurkan ke hotel, restoran, katering, dan industri mie. "Adapun sebanyak 2,086 juta ton dijual dalam bentuk curah," kata Sahat.

Tapi menurut Sahat, untuk bisa mengonversi minyak curah ke kemasan, pemerintah perlu membuat mewajibkan penggunaan minyak kemasan untuk memikat investor. Sebab, untuk mengemas minyak curah, setidaknya Indonesia membutuhkan sekitar 780 pabrik kemasan.

Setiap unit pengemasan ini membutuhkan investasi sekitar Rp 1,4 miliar. Setiap unit mampu mengemas 2.500 ton-3.000 ton minyak. Saat ini ada sekitar 24 perusahaan yang memiliki izin memproduksi MinyaKita. Kapasitas produksi 24 perusahaan ini mencapai sekitar 73.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×