Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dalam menjalankan bisnis BBM Non Subsidi-nya sepanjang tahun ini, PT Pertamina (Persero) hanya akan melakukan impor premium.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal memprediksi kebutuhan total BBM Non Subsidi tahun ini sebanyak 233,4 juta barel. Sementara kilang pengolahan milik BUMN perminyakan tersebut hanya mampu memproduksi 212,6 juta barel saja. "Sehingga harus dilakukan impor sebanyak 55,5 juta barel," kata Faisal, Kamis (5/2).
Rinciannya, kebutuhan premium sebanyak 123,8 juta barel, sementara produksi kilang dalam negeri 68,3 juta barel sehingga harus impor 55,5 juta barel.
Sementara untuk minyak tanah atau kerosene dan solar dipastikan tidak akan ada tambahan impor karena produksi kilang sendiri melebihi perkiraan kebutuhan.
"Dengan turunnya konsumsi kerosene dari 10 juta kilo liter tahun lalu di tahun ini menjadi hanya 5,8 juta kilo liter maka kami tidak akan mengimpor kerosene. Malah kelebihan produksi karena kebutuhan 36 juta barel sementara produksi kilang 44,8 juta barel," tambah Faisal.
Sementara untuk menutupi sebagian kebutuhan solar, Pertamina akan melakukan perubahan spesifikasi kilang pengolahan sehingga bisa mengubah kerosene menjadi solar. Untuk solar kebutuhan diperkirakan 73,5 juta barel, sementara produksi kilang 99,4 juta barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News