kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak cuma Freeport, Amman Mineral juga ajukan penundaan proyek smelter hingga 18 bulan


Kamis, 30 April 2020 / 16:51 WIB
Tak cuma Freeport, Amman Mineral juga ajukan penundaan proyek smelter hingga 18 bulan
ILUSTRASI. Target Produksi emas dan tembaga Newmont: Proses penambangan di Tambang PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT), Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat, Selasa (29/6). NNT menargetkan produksi emas di tahun 2011 sebanyak 140 ribu ounces dan tembaga sebanyak 140 juta pou


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona (Covid-19) menghantam sektor tambang mineral dan batubara (minerba). Gara-gara corona, proyek hilirisasi mineral melalui pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) menjadi terhambat.

PT Freeport Indonesia (PTFI) misalnya, pada Selasa (28/4) lalu mengumumkan bahwa pihaknya telah meminta kepada pemerintah agar target pembangunan dan penyelesaian smelter tembaga miliknya bisa ditunda hingga satu tahun dari rencana semula.

Baca Juga: Kuartal I 2020, produksi batubara Mitrabara (MBAP) sudah 26% dari target tahun ini

Ternyata, tak hanya PTFI yang mengalami masalah keterhambatan proyek karena corona. Perusahaan tambang tembaga-emas lainnya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) melakukan hal yang sama. AMNT juga mengajukan permohonan kepada pemerintah agar ada penundaan jadwal penyelesaian proyek smelter dari yang ditargetkan sebelumnya.

Head of Corporate Communication AMNT Kartika Oktaviana mengungkapkan, opsi itu dipilih lantaran sebagian besar mitra bisnis yang menunjang proyek smelter AMNT ini berasal dari berbagai negara yang terjangkit covid-19 yang menerapkan lockdown. Imbasnya, progres pengerjaan smelter menjadi terhambat.

Adapun, negara asal mitra bisnis AMNT dalam menunjang pengerjaan proyek smelter ini adalah China, Korea Selatan, India dan Finlandia. "Kami juga sudah berkomunikasi dengan pihak (Kementerian) ESDM terkait potensi keterlambatan progres smelter ini. Kita masih menunggu jawaban," kata Kartika saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (30/4).

Kartika mengatakan, pihaknya meminta waktu penundaan atau toleransi keterlambatan selama 12 bulan - 18 bulan dari target awal yang ditetapkan pemerintah. Permintaan toleransi atas keterlambatan tersebut juga ditujukan untuk proses evaluasi 6 bulanan yang ditetapkan pemerintah.

Baca Juga: Dua faktor ini bikin saham Bukit Asam (PTBA) semakin atraktif

"Kami sudah memaparkan apa saja kendalanya, sehingga kami mengajukan kepada pemerintah agar target penyelesaian ini disesuaikan dengan kondisi Covid-19 ini," sebut Kartika.

Ia bilang, permintaan toleransi 12 bulan - 18 bulan tersebut mempertimbangkan penanganan Covid-19 yang hingga kini bahkan belum jelas kapan akan tertangani. Sekali pun pandemi ini mereda, kata Kartika, perusahaan mitra bisnis yang tersebar diberbagai negara itu masih harus melakukan tahap recovery.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×