Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
Perkiraan Fabby, ada potensi kapasitas sebanyak 200 MW-300 MW dari proyek PLTS yang bisa dieksekusi pemerintah dengan peluang investasi sekitar US$ 160 juta-US$ 240 juta. Akan lebih bagus lagi apabila pemerintah juga memaksimalkan segmen PLTS Atap.
Baca Juga: Aturan baru BLT dana desa dibuat untuk mempermudah penyaluran bantuan
“Kalau tahun depan pemerintah mau dapatkan investasi EBT cepat, caranya adalah memberikan kesempatan kepada industri dan komersial untuk memasang PLTS atap,” terangnya.
Lebih lanjut, tantangan mencapai target investasi EBT tak hanya dari keberadaan pandemi Corona, melainkan kepastian hukum yang belum kunjung didapat para pelaku usaha di sektor tersebut.
Saat ini, para investor masih menunggu penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Feed in Tariff EBT hingga implementasi Peraturan Menteri ESDM No. 4 Tahun 2020 utamanya terkait poin purchasing power agreement (PPA) antara PLN dan pengembang. “Selain itu, investor perlu stimulus pasca Covid-19 lewat program nasional,” tambah Fabby.
Baca Juga: Kemenkeu revisi aturan BLT dana desa, menjadi lebih sederhana dan besarannya naik
Dia mencontohkan, di Malaysia terdapat program LSS@MEnTARI yaitu pengadaan PLTS 2x500 MW untuk menarik investasi 4 miliar ringgit Malaysia. Program ini dibuka untuk perusahaan domestik dan diharapkan dapat menciptakan 12.000 lapangan kerja.
“Ini contoh bagaimana pemerintah menciptakan proyek yang memberi dampak berganda untuk mengatasi kondisi investasi lesu karena wabah Corona,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News