kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekan Impor Ponsel, Kemenperin Apresiasi Produksi Perdana Feature Phone


Senin, 15 Agustus 2022 / 12:07 WIB
Tekan Impor Ponsel, Kemenperin Apresiasi Produksi Perdana Feature Phone
ILUSTRASI. Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus menjalankan program substitusi impor 35% tahun 2022


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus menjalankan program substitusi impor 35% tahun 2022. Salah satu sektor yang dipacu adalah industri elektronika, termasuk pada upaya pengoptimalan penggunaan produk dalam negeri. Selain itu sedang dilakukan penyusunan Neraca Komoditas pada 25 produk dengan nilai impor tertinggi, misalnya telepon seluler.

Terkait upaya mengurangi impor telepon seluler, Kemenperin mendorong agar pendalaman struktur dilaksanakan di Indonesia mengingat pasar domestik yang besar. 

“Saya berterimakasih kepada pelaku industri telepon seluler yang konsisten menerapkan TKDN,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers, Senin (15/8).

Baca Juga: Gandeng Nokia, Erajaya (ERAA) Produksi Ponsel di Jawa Tengah

Menperin Agus berharap agar industri telepon seluler dapat menjalankan roadmap pendalaman struktur yang telah ditetapkan Kemenperin. Di samping itu, Menperin berpesan agar riset dan pengembangan telepon seluler sudah mulai dapat dilakukan di dalam negeri.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier menjelaskan bahwa dari tahun 2022-2024, Kemenperin menargetkan SMT Process, Industrial Mechanical Design, industri casing, industri baterai, casis molding design, dan industri antena supaya dapat dilakukan di dalam negeri.

“Kami memandang bahwa impor CBU sudah turun drastis setelah penerapan TKDN. Pada tahun 2021 produksi dalam negeri sudah mencapai 57 juta unit dan impor sekitar 2,9 juta unit. Kami sangat concern agar industri komponen Handphone, Komputer Genggam, dan Tablet (HKT) bisa terus tumbuh di dalam negeri,” ungkap Taufiek.

Taufik mengemukakan, permintaan feature phone saat ini cukup besar di Indonesia. Karena itu, Kemenperin memberikan apresiasi terhadap peresmian produksi perdana feature phone Nokia oleh PT Erajaya Swasembada dan PT. Halo Mobile Device Indonesia.

"Kami sangat menyambut baik upaya yang dilakukan oleh PT. Erajaya Swasembada dan PT. Halo Mobile Device Indonesia yang telah memproduksi feature phone Nokia di dalam negeri, dari yang sebelumnya impor. 

Baca Juga: Erajaya (ERAA) dan Nokia Umumkan Kerja Sama Produksi Feature Phone

Produksi ini tentu berdampak positif pada perbaikan trade balance telepon seluler guna mencapai target substitusi impor. Di samping itu, dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja, pada akhirnya juga berdampak terhadao perbaikan ekonomi nasional,” tandas Taufiek.

Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET) Ali Murtopo Simbolon mengungkapkan bahwa dengan kapasitas produksi yang ada saat ini sebesar 2,4 juta per tahun, PT Erajaya Swasembada dan PT. Halo Mobile Device Indonesia dapat memenuhi market dalam negeri tanpa harus melakukan impor lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×