kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   24.000   1,27%
  • USD/IDR 16.326   31,00   0,19%
  • IDX 7.891   -53,11   -0,67%
  • KOMPAS100 1.111   -9,64   -0,86%
  • LQ45 829   2,03   0,24%
  • ISSI 266   -2,45   -0,91%
  • IDX30 429   0,72   0,17%
  • IDXHIDIV20 496   2,85   0,58%
  • IDX80 125   0,16   0,13%
  • IDXV30 131   0,34   0,26%
  • IDXQ30 139   0,61   0,44%

Tekan impor solar, pemerintah genjot biodiesel


Rabu, 28 Agustus 2013 / 11:43 WIB
Tekan impor solar, pemerintah genjot biodiesel
ILUSTRASI. Emas Antam.


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri Perindustrian MS Hidayat menilai, gejolak pasar keuangan dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah menyebabkan sektor industri nasional harus mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak dan gas bumi (migas).

Oleh sebab itu, menurut Hidayat, pemerintah akan berusaha meningkatkan porsi biodiesel dalam penjualan biosolar.

"Saat ini pemanfaatan biodiesel sebagai sumber energi untuk kendaraan bermotor dan industri mencapai 699.000 kilo liter (KL) dari total penggunaan solar sebesar 35 juta KL," kata Hidayat kepada KONTAN di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (28/8).

Dengan realisasi porsi biodiesel yang baru mencapai 1,91%, Hidayat menegaskan, pemerintah bertekad mengurangi impor solar.

Caranya, dengan kebijakan berupa peningkatan porsi biodiesel dalam biosolar menjadi 10% atau setara dengan 3,5 juta KL biodiesel.

Politisi Golkar tersebut optimistis, peningkatan porsi biodiesel dapat tercapai. "Sebab di dalam negeri, kapasitas terpasang saat ini sebesar 5,6 juta KL," kata Hidayat.

Hidayat menambahkan, melalui kebijakan peningkatan porsi biodiesel tersebut, bisa menghemat devisa impor solar sebesar US$ 2,8 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×