Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Persaingan di pasar layanan Teknologi Informasi (TI), khususnya data center di tanah air mulai seru. Jika selama ini TelkomSigma menguasai sekitar 35% pangsa pasar dari data center di tanah air, mulai tahun depan ada pemain baru seperti PT Multipolar Technology Tbk (MLPT).
Melalui anak usahanya, PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), Multipolar Technology mulai melakukan groundbreaking pembangunan GTN Data Center Tier/Rate 4 Ready seluas 2.000 meter persegi di Lippo Cikarang.
GTN Data Center yang hadir dengan konsep “green data center” diharapkan siap beroperasi pada April 2016.
"Kami tahu pesaing banyak yang berdatangan di bisnis data center serta TI secara keseluruhan, namanya bisnis, tentu ada persaingan. TelkomSigma tetap akan agresif juga, silakan saja mencoba mengejar," tegas Direktur Enterprise dan Business Services Telkom yang juga Komisaris Utama TelkomSigma, Muhammad Awaluddin, kemarin.
Dikatakannya, perseroan akan tetap melakukan ekspansi kapasitas dari data center TelkomSigma menjadi 100 ribu meter persegi dari sekitar 53 ribu meter persegi saat ini.
Guna mewujudkan ambisi memiliki kapasitas data center 100 ribu meter persegi, TelkomSigma mengalokasikan belanja modal secara multi years sejak beberapa tahun lalu dengan nilai Rp 1 triliun. Hingga 2014, dana itu sudah terserap sekitar Rp 600 miliar.
"Ekspansi kapasitas bisa dengan membangun baru atau retrovit dari STO milik Telkom. Selain itu kita tengah transformasi TelkomSigma menjadi fokus di Fully IT Outsourcing. Jadi, anak usaha ini akan memberikan layanan TI secara end to end service," katanya.
Dijelaskannya, transformasi ini bagian dari penataan portofolio layanan yang dimiliki TelkomSigma.
"Biasanya mengerjakan solusi TI itu sebagian karena terganjal lisensi dan lainnya. Sekarang semua diserahkan ke TelkomSigma mulai dari Business Intelligent, nanti mereka yang maju menggarap," ungkapnya.
Dalam catatan, pertumbuhan bisnis TelkomSigma selalu di atas industri yang bergerak di kisaran 15 persen hingga 20%. Tahun ini anak usaha Telkom ini membidik pendapatan sekitar Rp 2,5 triliun hingga Rp 3 triliun.
Pasokan pendapatan berasal dari bisnis Sistem Integrasi (SI) yakni sekitar 50%, Data Center (35%), dan Cloud Computing (15%).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News