Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
TANGERANG. Akhirnya, sarang burung walet Indonesia kembali menembus pasar China. Setelah lima tahun pintu ekspor sarang burung walet ke negeri tirai bambu itu tertutup.
Tembusnya sarang burung walet di pasar China diharapkan mampu mendongkrak ekspor sarang burung walet yang saat ini sebesar Rp 4,8 triliun. Masuknya pasar China maka potensi ekspor bisa menyentuh Rp 7,5 triliun.
Boedi Mranata, Ketua Asosiasi Peternak dan Pedagang Sarang Burung Walet Indonesia (APPSW) mengatakan, saat itu, pasar ekspor Indonesia memang bergantung pada China yang pangsa pasarnya mencapai 60% dari total ekspor.
“Memang jumlah ekspor sarang burung walet ke Tiongkok masih kecil hanya 1,2 ton tapi ke depan bisa naik tiga sampai empat kali lipat. Karena banyak perusahaan yang juga mendaftar untuk dapat ekspor ke Tiongkok,” papar Boedi pada Kamis (29/1).
Boedi optimis jika produksi naik tiga kali lipat, maka nilai ekspor bisa mencapai Rp 14 triliun. Ekspor perdana ini diyakini bakal menjadi momentum peternak dan pengusaha sarang burung walet untuk meningkatkan produksi. Tahun ini, APPSW menargetkan produksi sarang burung walet mencapai 800 ton.
Boedi menyebut ada 50 perusahaan yang bergabung di APSW dan delapan perusahaan tadinya berupaya untuk dapat menembus pasar Tiongkok. Namun yang lolos hanya tiga perusahaan. Tidak menutup kemungkinan tahun ini lima perusahaan akan menyusul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News