kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tender FSRU PLN sudah memasuki tahap akhir


Selasa, 02 Oktober 2018 / 19:46 WIB
Tender FSRU PLN sudah memasuki tahap akhir
ILUSTRASI. PASOKAN PERDANA LNG BLOK MAHAKAM ke FSRU Nusantara Regas


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara Persero (PLN) akhirnya tetap melanjutkan proyek Floating Storage Regasification Unit (FSRU) biarpun kebutuhan gas PLN mengalami penurunan. 

Kepala Divisi Pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN, Chairani Rachmatullah mengatakan, PLN sudah mendapatkan alokasi gas dari pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri ESDM (Kepmen ESDM nomor 1790 tahun 2018.

Namun pasokan tersebut bisa tidak terserap oleh pembangkit listrik PLN karena infrastruktur gas yang masih menjadi kendala. "Semua dapat pasokan. Cuma infrastruktur ada yang belum tersedia. Bisa jadi tidak diserap karena infrastrukturnya belum selesai," ucap Chairani, Selasa (2/10).

Makanya PLN memutuskan tetap melanjutkan pembangunan lima proyek FSRU. Kelima proyek tersebut adalah proyek LNG Indonesia Tengah, proyek LNG Bangka Belitung - Pontianak, proyek LNG Krueng Raya - Nias, proyek LNG Maluku - Papua, dan proyek FSRU Gorontalo.

Chairani menyebut saat ini PLN telah membuka tender untuk kelima proyek FSRU tersebut. Saat ini, proses tender sudah memasuki tahap akhir. "PLN kalau tender itu tahapnya pasti Pre Qualification dulu, itu tahap pertama. Tahap kedua proposal teknis, tahap ketiga proposal komersil. Semua sudah tahap ketiga,"katanya.

Chairani pun menargetkan proses tender bisa selesai pada awal bulan depan. Dengan begitu, kelima FSRU bisa selesai pada tahun 2020-2021.

Proyek LNG Indonesia Tengah ditargetkan beroperasi pada 2021. LNG Bangka Belitung - Pontianak ditargetkan beroperasi pada 2021, LNG Krueng Raya - Nias pada 2020, LNG Maluku - Papua pada 2021, dan FSRU Gorontalo beroperasi pada 2020.

Sejauh ini, Proyek Indonesia Tengah terdiri dari pekerjaan LNG carrier, LNG storage dan fasilitas regasikiasi, pembangunan jetty dan pipa gas. Proyek Indonesia Tengah menggunakan skema build, own, operate, transfer (BOOT) dalam 10 tahun kontrak.

Lokasi proyek ini berada di Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara yang akan menyuplai pasokan gas untuk beberapa proyek seperti Pembangkit Maumere, MPP Flores, Sulsel Peaker, Makassar Peaker, Kalsel Peaker 1, Bima, Sumbawa, MPP Lombok, Waingapu, Kupang Peaker. 

Hingga saat ini, baru konsorsium PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), dan Engie yang mengikuti tender untuk proyek Indonesia Tengah.

Untuk proyek FSRU Gorontalo akan dibangun floating storage dan unit regasifikasi, jetty/mooring, dan pipa gas. Proyek yang berlokasi di Gorontalo ini akan menggunakan skema Operation & Maintenance (O&M).

Untuk Proyek Maluku-Papua akan dibagi dalam tiga kluster dengan satu hub 90.000 m3 di Ambon. Selain itu juga akan dibangun satu LNG carrier (Tangguh-Amvon Hub); tiga LNG Feeders (Ambon Hub untuk setiap kluster).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×