Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Sidomulyo Selaras Tbk boleh saja bilang perlambatan ekonomi tak berdampak buruk pada penurunan permintaan jasa pengangkutan. Namun, perlambatan ekonomi berdampak pada tenor pembayaran jasa para klien bisnis mereka.
Lesunya kondisi ekonomi membikin beberapa perusahaan yang menyewa kapal Sidomulyo Selaras meminta perpanjangan waktu pembayaran atas tarif jasa. Alhasil, tenor piutang Sidomuyo kepada kliennya semakin panjang. Rata-rata empat bulan hingga enam bulan. "Ini sangat menggerus cash flow," kata Erwin Hardiyanto, Direktur Keuangan PT Sidomulyo Selaras, kepada KONTAN, Jumat (9/10).
Kondisi itu juga mempengaruhi penggunaan dana belanja modal Sidomulyo Selaras. Awal Oktober 2015, perusahaan berkode SDMU di Bursa Efek Indonesia tersebut sudah memakai dana belanja modal Rp 38 miliar. Mereka memakai semua dana untuk memperkuat modal kerja.
Selain kian ketatnya kas internal, rencana pembukaan fasilitas pencucian dan perbaikan isotank, juga tak mulus seperti rencana.
Semula Sidomulyo ingin merealisasikan rencana ini Agustus 2015. Namun, bergeser menjadi November atau Desember 2015. Manajemen Sidomulyo Selaras mengatakan, sejatinya proses persiapan sudah 95%. Perusahaan ini menggelontorkan dana Rp 16 miliar untuk membeli mesin peralatan cuci dan perbaikan isotank.
Manajemen Sidomulyo mengklaim fasilitas pencucian dan perbaikan isotank otomatis miliknya akan jadi yang pertama di Indonesia, dengan standar internasional. Asal tahu saja, pasca isotank dicuci, Sidomulyo Selaras mengirimkan isotank ke Singapura untuk proses lanjutannya.
Meskipun perkembangan bisnis tampak kurang menggembirakan, Sidomulyo Selaras masih optimistis bisa memenuhi target pendapatan
Rp 164,95 miliar. Target itu, lebih besar 11,99% ketimbang pendapatannya tahun 2014 yang senilai Rp 147,28 miliar.
Ada dua penyokong optimisme itu. Pertama, potensi kenaikan bisnis angkutan minyak dan gas (migas). Manajemen SDMU menyatakan mereka baru mendapat perpanjangan kontrak pengangkutan migas dari Tately NV.
Sidomulyo Selaras juga tengah menunggu tiga kontrak migas lain. Ketiganya, yakni perpanjangan kontrak dari Mont D'or Oil Tungkal Limited serta dua kontrak baru dari PT PetroChina International Jabung Ltd dan Ramba Energy Ltd.
Alhasil, Sidomulyo Selaras memprediksi target kontribusi pendapatan tahun ini akan sedikit bergeser. Semula target mereka 65% pengangkutan migas dan 35% pengangkutan kimia. Namun, hingga saat ini, porsi pengangkutan migas masih sekitar 40% terhadap total pendapatan.
Kedua, jumlah klien penyewa kapal, stabil hingga September 2015. Tak cuma jumlah klien, manajemen SDMU mengaku nilai kontrak pengangkutan yang sudah disepakati juga tidak mengalami penurunan harga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News