Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) ikut terdampak kenaikan harga BBM Industri yang terjadi menyusul kenaikan harga minyak mentah.
Direktur Utama ASHA William Sutioso mengungkapkan, kenaikan harga BBM industri untuk kapal di atas 30 gross ton (GT) memberikan beban operasional. Kenaikan ini membuat para pemilik kapal ikan khawatir untuk melaut akibat potensi peningkatan biaya operasional tersebut.
"Untuk ASHA sendiri ini sebenarnya juga tantangan buat kami untuk pemenuhan pasokan. Penurunan tentu ada, tapi tidak terlalu signifikan," ungkap William kepada Kontan, Kamis (25/8).
Baca Juga: Cilacap Samudera Adopsi Teknologi Akuakultur Norwegia Guna Tingkatkan Produktivitas
William menjelaskan, sejumlah strategi dilakukan perusahaan untuk menjaga kinerja di tengah tekanan harga bahan bakar tersebut. Salah satunya adalah dengan bekerjasama dengan nelayan pesisir yang memiliki kapal bertonase di bawah 30 GT. Kelompok nelayan ini disebut masih mendapatkan BBM solar subsidi dengan harga yang relatif lebih murah.
Kendati demikian, William tak memungkiri pasokan solar subsidi juga terbatas untuk para nelayan. Meski demikian, ASHA juga mengandalkan kinerja lini bisnis lainnya termasuk melalui pemrosesan produk olahan untuk memberi nilai tambah.
William mengungkapkan, harga BBM Industri sebelumnya ada di level Rp 9.500 per liter. Harga ini melonjak ke level Rp 16.000 per liter dalam kurun waktu kurang dari setahun. Meski demikian, ASHA tercatat menorehkan kinerja ciamik hingga semester I 2022.
Mengutip laporan keuangan ASHA, pada semester I 2022 perusahaan membukukan pendapatan mencapai Rp 171,89 miliar. Jumlah ini meningkat 23,87% secara tahunan atau year on year (YoY). Pada semester I 2021 lalu ASHA mencetak pendapatan sebesar Rp 138,76 miliar.
Sementara itu, kenaikan kinerja juga dicatatkan dari sisi laba bersih dimana ASHA membukukan sebesar Rp 11,65 miliar. Raihan ini meningkat signifikan mencapai 441,84% YoY dimana pada periode sama di tahun sebelumnya laba bersih ASHA mencapai Rp 2,15 miliar.
William mengungkapkan, selain mengandalkan peningkatan nilai tambah lewat pemrosesan produk olahan, kinerja ASHA juga terdorong peningkatan harga jual ikan pasca konflik Rusia-Ukraina. Pada tahun ini, ASHA menargetkan pendapatan mecapai Rp 400 miliar dan laba bersih mencapai Rp 22 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News