kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Terdampak pandemi virus corona, begini kondisi AirAsia Indonesia (CMPP) saat ini


Senin, 04 Mei 2020 / 22:25 WIB
Terdampak pandemi virus corona, begini kondisi AirAsia Indonesia (CMPP) saat ini
ILUSTRASI. Pesawat Air Asia


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona atawa Covid-19 menyebabkan hampir semua lini bisnis mengalami tekanan. Salah satu yang paling terdampak adalah industri maskapai penerbangan yang harus berjuang keras di tengah wabah ini. 

Hal tersebut juga dirasakan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP). Maskapai yang berada dalam di bawah AirAsia Group tersebut juga harus memarkir hampir seluruh pesawatnya yang beroperasi di Indonesia. Ini dilakukan demi mendukung upaya penekanan penyebaran virus corona.

Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Yosephine Sinaga mengatakan, kondisi yang dihadapi perusahaan saat ini memang sangat berat. "Asumsi berapa bulan kami tetap bertahan ada banyak, tergantung asumsi yang digunakan dan informasi yang dijadikan elemen yang menganalisa. Prinsipnya, kondisi ini sangat berat untuk banyak industri, terlebih airline," kata dia dalam virtual konferensi, Senin (4/5).

Baca Juga: AirAsia akan terbang lagi mulai 18 Mei layani rute internasional

Vera menambahkan, di tengah pandemi seperti saat ini prinsip yang diambil perusahaan sebenarnya cukup sederhana. Yakni, bisnis bisa dicari, pendapatan juga, tapi kematian tidak. Karena itu, AirAsia Indonesia menjunjung tinggi masalah kesehatan. 

"Maka kami prioritaskan perlindungan kesehatan, kalau kami tidak minimalkan sekarang takutnya pandemi ini malah makin panjang," jelas dia. 

Karena bisnis penerbangan sedang tak berjalan normal, perusahaan juga sedang mengetatkan ikat pinggang dengan melakukan efisiensi. Ini dilakukan agar opsi pemutusan hubungan kerja (PHK) akan menjadi yang pilihan terakhir.

AirAsia Indonesia juga mencoba menjalankan bisnis lainnya yang bisa menambah pemasukan bagi perusahaan. Salah satu upaya itu ialah dengan melakukan penerbangan sewa kargo (cargo charter flight) dan pesawat carter (passenger charter).

"Dari krisis selalu ada peluang, tidak melulu krisis berdampak negatif. Sebelumnya bisnis penerbangan charter dan kargo kami adalah add on business. Tapi dengan keadaan seperti ini, kami dituntut lincah dan beradaptasi dan melakukan bisnis ini lebih besar dari sebelumnya," jelas Vera.

Penerbangan domestik AirAsia Indonesia rencananya akan diaktifkan kembali pada 1 Juni mendatang, seiring dengan aturan larangan penerbangan dari pemerintah. Adapun, untuk penerbangan internasional, bakal mulai dibuka pada 18 Mei 2020 dengan rute internasional Surabaya-Johor Bahru dan sebaliknya.

Baca Juga: AirAsia juga layani penyewaan pesawat untuk kargo logistik

"Kami mau aktifkan kembali penerbangan di tanggal 18 Mei, yaitu rute internasional. Kuala Lumpur-Surabaya dan Johor Bahru-Surabaya. Keadaannya saat ini tidak pasti, setiap hari ada perubahan baru jadi kami terus memonitor perkembangannya. Karena ini pembukaan rute terbatas dalam kondisi khusus, jadi kami berusaha semaksimal mungkin memenuhi arahan dan imbauan dari pemerintah," lanjut dia. 

Seperti diketahui, sejak 1 April, AirAsia Indonesia sudah tidak lagi melayani rute penerbangan penumpang berjadwal. Belum lagi ditambah dengan aturan larangan mudik dari pemerintah. AirAsia kini fokus melakukan operasional penerbangan angkutan kargo.

"Sejak 1 April AirAsia menutup dan mengistirahatkan penerbangan terjadwal. Mengacu imbauan untuk meminimalkan penyebaran virus corona, maka kami istirahatkan penerbangan berjadwal. Kalau untuk tidak berjadwal, khususnya penerbangan kargo kami tetap beroperasi seperti biasa bahkan bertambah," tambahnya.

Sejauh ini pesawat yang bisa digunakan untuk penerbangan kargo kurang dari 10 pesawat. "Jumlah total ada 28 pesawat, tetapi saat ini, paling kurang dari 10 pesawat yang masih operasi," pungkas Vera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×