Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Jika permohonan ini disetujui, PTFI berharap ada perubahan syarat administrasi sehingga ekspor konsentrat tembaga PTFI tetap bisa dibuka. Dalam kondisi normal, salah satu syarat untuk mendapatkan rekomendasi ekspor konsentrat ialah evaluasi smelter yang harus sesuai target.
Hal ini juga ditegaskan Direktur Utama MIND ID, Orias Petrus Moedak dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, pekan lalu. MIND ID berharap ada kelonggaran sehingga penundaan jadwal operasional proyek smelter tidak mengganggu izin ekspor konsentrat yang diproduksi PTFI.
Baca Juga: Mantan anak buah Luhut, Ridwan Djamaluddin resmi dilantik jadi Dirjen Minerba
"Karena proyek ini memang kemajuannya dihubungkan dengan izin ekspor, jadi kami inginkan supaya ada kelonggaran. Hal ini sangat penting karena berpengaruh terhadap izin yang diperlukan Freeport," jelas Orias.
Sebagai informasi, saat ini proyek smelter PTFI sedang dalam pematangan lahan dan sudah merampungkan Front End Engineering Design (FEED). Dengan progres kemajuan fisik sampai akhir Mei baru mencapai 5,86%.
Rencananya, fasilitas PMR berkapasitas 6.000 ton lumpur anoda per tahun ditargetkan bisa beroperasi Kuartal IV-2022. Sedangkan smelter tembaga berkapasitas 2 juta ton konsentrat tembaga per tahun ditargetkan rampung Kuartal IV-2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News