kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terkendala rig, sejumlah proyek migas molor


Senin, 09 Desember 2019 / 20:36 WIB
Terkendala rig, sejumlah proyek migas molor
ILUSTRASI. Proyek Bison, Iguana, dan Gajah-Puteri (BIGP)


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan sejumlah proyek migas mundur dari jadwal yang dicanangkan.

Sejatinya, SKK Migas menargetkan sejumlah proyek migas dapat onstream di kuartal IV 2019. Akan tetapi pengadaan rig disebut jadi kendala mundurnya jadwal onstream. Sejumlah proyek migas tersebut antara lain Bukit Tua Phase - 3, Buntal 5, Temelat dan Panen.

Baca Juga: Pengusaha lokal minta diprioritaskan dalam dual FEED dan EPC di blok Masela

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengungkapkan akan ada empat proyek yang ditargetkan onstream pada akhir Desember nanti. "Proyek Temelat pada 10 Desember, Proyek Panen pada 15 Desember dan Proyek Bambu Besar oleh Pertamina EP pada 26 Desember," kata Julius ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (9/12).

Proyek Temelat dengan operator PT Medco E&P Indonesia semula ditargetkan onstream pada November lalu. Proyek dengan estimasi investasi US$ 11 juta ini diperkirakan akan memberikan tambahan produksi gas sebesar 10 mmscfd.

Sementara itu, Proyek Panen oleh PetroChina International Jabung Ltd. sejatinya juga ditargetkan onstream pada November lalu. Proyek dengan investasi sekitar US$ 17 juta ini diharapkan berkontribusi untuk produksi minyak sebesar 2.000 bopd.

Baca Juga: SKK Migas: Hitung-hitungan soal keuntungan jadi kendala transisi Rokan

Diluar tiga proyek tersebut, Julius mengungkapkan, pihaknya terus mengupayakan agar proyek Bukit Tua Phase-3 dapat dirampungkan pada Desember ini kendati diproyeksikan juga akan mengalami kemunduran.

Proyek yang dioperatori Petronas Carigali Ketapang II Ltd memiliki estimasi investasi sebesar US$ 15 juta dengan estimasi produksi minyak sebesar 3.182 bopd dan gas sebesar 31 MMscfd. "Proyek Buntal 5 mundur ke 2020," kata Julius.

Julius menjelaskan, pengadaan rig yang telat menjadi penyebab mundurnya jadwal onstream proyek. Selain itu, Engineering, Procurement, Construction & Installation (EPCI) kontraktor juga dinilai tidak berjalan sesuai kontrak.

Baca Juga: Gawat! Pupuk Indonesia Kekurangan Bahan Bakar Gas

Demi memastikan proyek-proyek yang tersisa dapat berjalan dengan lancar, Julius menjelaskan pihaknya akan pengawasan yang ketat dan insentif. "Sistem clustering migas juga dilakukan dengan keuntungannya efisiensi dan optimasi waktu serta kordinasi antara KKKS," jelas Julius.

Adapun, pada 2020 mendatang akan ada belasan proyek yang direncanakan onstream. Kendati belum merinci propyek mana saja yang akan onstream, Julius memastikan pihaknya akan belajar dari yang terjadi di 2019.

"Akan lebih sering turun ke lapangan dan cari solusi secepatnya serta mengurangi rapat pembahasan yang memakan waktu lama," tandas Julius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×