Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Tak cukup sampai di situ, TGRA juga masih mengincar tender proyek PLTS di Bali yang diadakan oleh PLN sejak Maret silam. Namun, tender tersebut belum selesai. “Mungkin PLN masih menunggu pemerintahan Indonesia yang baru,” kata Christin.
Manajemen TGRA untuk sementara ini hanya akan fokus pada proyek EBT berupa PLTMH dan PLTS. Untuk PLTMH, potensi pembangkit listrik yang satu ini masih sangat besar di Indonesia. Apalagi, sumber daya air di dalam negeri cukup melimpah.
Baca Juga: Terregra Asia Energy (TGRA) menyerap belanja modal Rp 278 miliar hingga Juni lalu
Begitu pula dengan PLTS yang dianggap cukup potensial karena didukung oleh posisi geografis Indonesia yang memungkinkan untuk terus disinari matahari dalam waktu lama.
Meski memilliki portofolio bisnis di luar negeri, pihak TGRA akan memprioritaskan pembangunan proyek pembangkit listrik berbasis EBT di Indonesia.
“Untuk pembangunan PLTMH di Indonesia kecepatannya tergantung dari perizinan dan pembebasan lahan. Kalau untuk konstruksi bisa memakan waktu minimal dua tahun,” ungkap Christin.
Baca Juga: ITF Sunter ditargetkan beroperasi pada 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News