Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan mundurnya sejumlah proyek hulu migas dari target yang semula dicanangkan.
Pada kuartal III 2019, SKK Migas menargetkan dua proyek untuk onstream yakni Ario-Damar-Sriwijaya-Phase 2 pada Juli 2019 dan Suban Compression pada Agustus 2019.
Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, proyek Ario-Damar sejatinya telah onstream pada 1 September lalu. "Fasilitas sudah siap sejak 1 Agustus namun saat itu perlu penyelesaian administrasi untuk transporter gas," terang Fatar ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (19/8).
Baca Juga: SKK Migas masih berupaya agar Pertamina terlibat produksi Rokan di 2020
Merujuk data SKK Migas, proyek Ario-Damar memiliki estimasi produksi gas sebesar 20 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Proyek yang dikelola PT Tropik Energi Pandan ini menelan investasi sekitar US$ 11 juta.
Lebih jauh Fatar memastikan, satu proyek lainnya yakni Suban Compression yang dikelola ConocoPhillips (Grissik) Ltd turut mundur dari jadwal yang dicanangkan. "Paling lambat di bulan Oktober," sebut Fatar.
Kendati demikian, Fatar mengungkapkan, proyek dengan estimasi produksi 100 MMscfd kini telah memasuki tahapan comissioning. Proyek ini diperkirakan menelan investasi sebesar US$ 440 juta.
Satu lagi proyek yang sudah dipastikan mundur yakni Proyek YY milik Pertamina Hulu Energi ONWJ. Proyek yang terkendala kejadian kebocoran gas dan tumpahan minyak ini semula dijadwalkan onstream pada awal kuartal IV 2019.
"Untuk YY sudah tidak bisa (onstream pada tahun ini)," terang Fatar. Padahal, sebelum kebocoran gas, proyek YY disebut telah mencapai 96%.
Baca Juga: Kalah arbitrase dalam kasus flow meter, SKK Migas wajib bayar Rp 39 miliar
Disisi lain, PHE ONWJ dalam keterangan resminya mengungkapkan, penanganan intensif terus dilakukan. Pengeboran relief well untuk menutupi sumur yang bocor per 19 September telah mencapai kedalaman 2.730 meter dari target 2.765 meter.
Sementara itu, penanganan ceceran minyak dilakukan melalui penyebaran 8.850 meter oil boom, 7 unit oil skimmer untuk menyedot tumpahan minyak dan 45 unit kapal pendukung.