Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pelemahan daya beli berimbas ke sektor bisnis perhotelan. Bahkan, saat masa libur Lebaran yang biasanya ramai.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan pada tahun ini, tingkat keterisian atau okupansi bisnis hotel menurun.
Yusran menyebut, anggota PHRI menyediakan total 800.000 kamar di seluruh Indonesia. Namun, pada periode Lebaran 2025 lalu, hanya pada H+2 sampai H+4yang keterisian atau okupansinya menyentuh 90%.
Selebihnya, langsung turun drastis hingga okupansi menjadi 20%, padahal cuti bersama seharusnya masih berlangsung hingga beberapa hari. Catatan Yusran, tahun lalu keterisian kamar hotel mencapai 90% bahkan bisa sampai hari keenam.
“Angka peningkatan okupansi itu hanya 3-4 hari, beberapa daerah itu lalu drop dari 90% jadi 20%. Sekarang rata-rata okupansi itu tetap di angka 20%. Kalau dilihat memang ada penurunan okupansi yang cukup tajam di 2025 ini,” beber Yusran kepada Kontan, Selasa (15/4).
Baca Juga: PHRI: Okupansi Hotel Lebaran 2025 Lebih Rendah Dibanding Tahun Lalu
Menurut Yusran, biasanya, setelah periode Lebaran usai, pihak hotel menyiapkan shifting untuk memenuhi kebutuhan korporasi dan lembaga dalam melakukan berbagai acara. Namun, ternyata juga turun drastis. Sebab banyak lembaga yang melakukan efisiensi.
Yusran bilang, bisnis perhotelan sangat terdampak efisiensi anggaran yang dilakukan sejumlah Kementerian dan Lembaga (K/L).
Selanjutnya: Rawat Mata Tetap Sehat, JEC Hadirkan One-Stop Service untuk Kesehatan Mata Anak
Menarik Dibaca: Rawat Mata Tetap Sehat, JEC Hadirkan One-Stop Service untuk Kesehatan Mata Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News