kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tingkatkan produksi susu, Indonesia ingin gandeng Australia


Minggu, 01 Mei 2011 / 19:00 WIB
Tingkatkan produksi susu, Indonesia ingin gandeng Australia
ILUSTRASI. Petugas memperhatikan pergerakan harga surat berharga pada layar digital di Jakarta. IHSG ditutup di melemah 18,79 poin atau 0,37% ke level 5.079,58 pada perdagangan Jumat (17/7). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Herlina KD | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Untuk meningkatkan produksi susu di dalam negeri, pemerintah akan melakukan kerjasama dengan salah satu produsen susu terbesar di dunia, yaitu Australia. Salah satunya dengan perusahaan eksportir susu terbesar di dunia, Fonterra.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Prabowo Respatiyo Caturroso mengatakan, kerjasama dengan Australia di bidang daging dan susu akan menjadi kerjasama yang strategis. "Pasalnya, selama ini sekitar 30% dari ekspor susu Fonterra dikirim ke Indonesia," jelasnya Minggu (1/5).

Baru-baru ini, Prabowo bilang, Kementan telah melakukan kunjungan ke rumah potong hewan, peternakan sapi dan pabrik susu Fonterra di Australia. Ini dilakukan untuk mengecek kapasitas produksi dan kualitas daging yang diekspor ke Indonesia. Pada kunjungan itu, dia menyebut, Indonesia menawarkan kerjasama di bidang persusuan. "Kita menginginkan agar Fonterra bisa masuk ke Indonesia, sebab Indonesia memiliki sumbar daya alam dan sumber daya manusia yang cukup," ujarnya.

Hanya saja, saat ini belum ada kesepakatan resmi mengenai kerjasama ini. Menurutnya Prabowo, sekitar Juni - Juli nanti pihak Australia akan datang ke Indonesia untuk melakukan pembahasan. "Jadi nanti ada pertemuan bilateral untuk membahas mengenai ini," katanya.

Selama ini produksi susu nasional masih rendah, sehingga belum bisa mencukupi kebutuhan industri pengolahan susu (IPS) di dalam negeri. Menteri Pertanian Suswono beberapa waktu lalu mengatakan realisasi produksi susu nasional tahun 2010 sekitar 690.000 ton. Dari jumlah itu, sekitar 95% masuk ke IPS. Sayangnya, jumlah produksi ini hanya mampu memenuhi sekitar 25% dari total kebutuhan IPS.

Ketua Dewan Persusuan Nasional Teguh Budiyana mengakui, selama ini produksi susu nasional masih belum bisa memenuhi kebutuhan IPS. Alhasil, IPS harus mengimpor bahan baku susu dari luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×