Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) telah menyerap anggaran belanja modal (capex) sebesar Rp 9,6 triliun dalam periode sembilan bulan pertama tahun ini.
Corporate Secretary United Tractors Sara K Loebis mengungkapkan dana capex tersebut digunakan untuk membeli alat berat dan perbaikan infrastruktur.
"Serapan capex hingga September 2024 sekitar Rp 9,6 triliun. Sebagian besar digunakan untuk pembelian alat berat di lini bisnis kontraktor penambangan dan untuk perbaikan fasilitas infrastruktur di lini bisnis tambang," ungkap Sara saat dihubungi Kontan, Jumat (29/11).
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Bidik Peluang Pasok Alat Berat Proyek Swasembada Pangan
Untuk diketahui, sepanjang 2024 ini UNTR menganggarkan capex sebesar Rp 21 triliun. Artinya penyerapan capex masih 45,71% dari total anggaran.
Jika menilik kinerja keuangan United Tractors sepanjang kuartal III-2024, emiten grup Astra ini mencatatkan pendapatan bersih konsolidasian sebesar Rp 99,6 triliun atau naik sebesar 2% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 senilai Rp 97,6 triliun.
Pendapatan ini terbesar berasal dari sektor kontraktor pertambangan sebesar Rp 43,62 miliar diikuti pendapatan dari sektor mesin konstruksi energi sebesar Rp 26,46 triliun.
Lalu pendapat dari pertambangan batubara sebesar Rp 20,6 triliun, pendapatan dari pertambangan emas mineral lainnya senilai Rp 6,74 triliun dan dari sektor industri konstruksi senilai Rp 2,08 triliun.
Kenaikan pendapatan ini sejalan dengan kenaikan pendapatan bersih UNTR sebesar 2% dari Rp15,3 triliun di kuartal III-2023 menjadi Rp15,6 triliun di kuartal III-2024.
Meski begitu, dari semua lini pendapatan, terdapat dua sektor yang mengalami penurunan. Yang pertama adalah sektor usaha Pertambangan Batu Bara turun sebesar 14% dibandingkan periode yang sama di tahun 2023 dari Rp24,0 triliun menjadi Rp20,6 triliun.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Bidik Penjualan Alat Berat 4.500 Unit Tahun 2024
Hal ini menurut Sara terjadi karena karena turunnya rata-rata harga jual atau average selling price (ASP) batu bara.
Kemudian, pendapatan unit usaha Mesin Konstruksi turun 8% menjadi Rp26,5 triliun dibandingkan Rp28,7 triliun pada periode yang sama tahun 2023.
"Turunnya pendapatan di lini usaha Mesin Konstruksi karena penurunan penjualan alat berat, karena pasar alat berat yang menurun dibandingkan tahun lalu," ungkap Sara.
Lebih lanjut, Sara bilang pihaknya akan terus mengembangkan diversifikasi bisnis di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), terutama setelah UNTR melakukan akuisisi perusahaan geothermal, PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) senilai Rp 1,25 triliun.
Adapun, kapasitas terpasang PLTP Rantau Dedap Tahap I adalah sebesar 91,2 MW dan semua kapasitas listriknya akan UNTR salurkan kepada PLN.
"Benar, dari lini usaha energi khususnya renewable energy mengikutsertakan pembangkit listrik geotermal dalam portofolio usaha. Kapasitas listrik yang dihasilkan adalah untuk PLN," tutup Sara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News