Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Momentum pertumbuhan industri properti dan kesadaran akan pelestarian lingkungan di Indonesia, membuat Bio Industries melirik potensi pasar domestik.
Produsen cat, pelapis kayu dan besi, serta perekat ini melirik pasar dalam negeri setelah berhasil menembus pasar ekspor dengan standar standar Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Perusahaan yang berbasis di Yogyakarta ini sebelumnya hanya melayani permintaan pasar di Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura.
Direktur Bio Industries, Arifin Wicaksono, Jumat (8/3/2013), di Jakarta mengungkapkan, bahwa pihaknya optimistis bisa memasuki pasar lokal.
"Saya kira, pangsa pasar water based di Indonesia cukup bagus. Kami mengidentifikasi pengembang yang sudah menggunakan konsep green property sudah banyak. Karena isu green building, kami yakin 2013 ini bisa masuk pasar domestik," kata Arifin.
Bahkan, lanjut Arifin, pihaknya berambisi menguasai 10% market share di Indonesia. Untuk tujuan tersebut, Bio Industries merancang strategi untuk berkolaborasi dengan distributor besar.
"Kami tidak mungkin memasarkan sendirian. Hal ini berbeda 180 derajat dari sepuluh tahun yang lalu," ujarnya. Sepak terjang Bio Industries sebenarnya sudah dimulai sejak 2002 dengan nama Bio Chem.
"Saat itu ada isu embargo produk China tidak boleh masuk Amerika. Kita masuk di sana," ungkap pria yang akrab disapa Wicak ini.
Sebelum berhasil menjual produknya ke luar negeri, perusahaan yang berawal dari kecintaan pendirinya terhadap alam, ini telah mengalami kegagalan di dalam negeri.
Dia mengungkapkan, bahwa pilot product-nya saat itu terlalu cepat turun ke pasar lokal. Sementara publik Indonesia saat itu belum menyadari pentingnya menggunakan produk ramah lingkungan.
"Karena kami mulai terlalu awal sehingga kita kesulitan masuk ke pasar awal. Effort-nya terlalu besar," kata Wicak.
Saat ini, produk Bio Industries belum bisa didapatkan dengan mudah. Wicak mengatakan, bahwa produknya belum banyak tersedia di retail, kecuali hanya di sentra-sentra industri.
Selain menjual produk, pihaknya juga ingin mendidik masyarakat agar dapat menyadari pentingnya menggunakan produk ramah lingkungan. Langkah pertama yang akan dilakukan mengikuti acara "The International Furniture and Craft Fair Indonesia" (IFFINA) di JI Expo Kemayoran Jakarta, pada 11-14 Maret 2013 mendatang.
"Kami berharap bisa menjangkau masyarakat luas," ujarnya. (Tabita Diela/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News