Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
Melansir laporan berjudul "Indonesia's Small-Scale LNg Power Plant Conversion - A triple Hit for PGN? The Goal is Clear but Not the Numbers" masih rendahnya utilisasi FSRU Lampung turut menjadi satu faktor yang dapat mempengaruhi pandangan berbagai pihak, khususnya investor terhadap kesiapan PGN merealisasikan investasi small-scall LNG dalam program mengkonversi pembangkit listrik diesel ke gas.
Dalam laporan tersebut, analis energi dari Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA), Putra Adhiguna bilang, PGN perlu mengambil langkah hati-hati untuk memastikan bahwa ekspansi bisnis LNG direncanakan dengan baik dan tidak menambah beban keuangan pada perusahaan. Kehati-hatian ini menimbang FSRU Lampung yang beroperasi angka utilisasi sangat rendah atau di bawah 20% pada 2019.
Putra bilang, dalam rencana konversi pembangkit listrik diesel ke gas, hal yang masih belum jelas adalah bagaimana PGN, sebuah anak perusahaan BUMN dengan kepemilikan publik yang besar, dapat bertahan dalam rencana tersebut. Biaya rantai pasok LNG dikenal cukup mahal, terlebih pada skala kecil.
"Dalam industri gas yang dikenal sangat menekankan disiplin dalam belanja investasi, investor akan memperhatikan dengan seksama sejarah investasi PGN dalam LNG, termasuk rendahnya tingkat utilisasi FSRU Lampung, dan juga sejarah perencanaan permintaan gas PLN yang kerap berubah-ubah," ujar dia.
Baca Juga: PGN siap ikuti kebijakan Kementerian ESDM soal proyek Pipa Transmisi Cisem
Perihal sejarah investasi PGN dalam LNG, Putra membahas, kewajiban sewa PGN ke Lampung Floating Storage Regasification Unit (FSRU) memiliki 13 tahun lagi untuk dijalankan, tetapi unit beroperasi pada tingkat kapasitas yang sangat rendah dan masih memiliki lebih dari US$400 juta kewajiban kontrak tersisa.
Putra memaparkan, sangat jelas bahwa Indonesia tengah menghadapi tantangan ganda, untuk membangun pasar gas domestik secepat mungkin, dan pada waktu yang sama, mengantisipasi penurunan produksi gas dalam beberapa dekade ke depan.
Berbagai kebijakan lain telah disusun untuk menumbuhkan konsumsi gas domestik, namun sangat penting untuk memastikan kelayakan ekonomi rencana tersebut, karena manuver-manuver kebijakan pemerintah yang terjadi secara mendadak dapat dengan mudah memutarbalikkan kelayakan investasi proyek.
"PGN perlu melangkah dengan hati-hati, seiring dengan banyaknya pemangku kepentingan yang tengah mengamati dengan seksama," tegasnya.
Selanjutnya: Jalan terjal PGN realisasikan investasi padat modal small-scale LNG
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News