kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus corona menyerang, ICP Januari 2020 turun ke level US$ 65,38 per barel


Senin, 10 Februari 2020 / 15:34 WIB
Virus corona menyerang, ICP Januari 2020 turun ke level US$ 65,38 per barel


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) mengalami penurunan di bulan Januari lalu sebesar US$ 1,80 per barel menjadi US$ 65,38 per barel. Sebelumnya, di Desember 2019 lalu, ICP Indonesia berada di level US$ 67,18 per barel. 

Penurunan juga dialami oleh ICP SLC sebanyak US$ 1,84 per barel ke level US$ 65,77 per barel pada Januari silam.

Salah satu penyebab penurunan ICP di Januari lalu adalah kekhawatiran pelaku pasar terhadap penyebaran virus corona yang dapat berdampak negatif pada permintaan minyak mentah China.

Baca Juga: Penurunan Harga Minyak Turut Menahan Kinerja Pertamina Tahun 2019

Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, China merupakan negara dengan konsumsi minyak sebesar 9 juta barel per hari pada tahun 2019 lalu. Jumlah ini setara dengan 90% produksi minyak mentah Arab Saudi.

Penyebaran virus corona berdampak pada berbagai aspek. Mulai dari penurunan keuntungan sektor pariwisata, penurunan indeks pasar saham, hingga penurunan permintaan produk bahan bakar jet karena dibatalkannya sejumlah penerbangan dari dan menuju China.

Selain itu, penurunan harga minyak dunia disebabkan oleh kesepakatan dagang tahap I antara AS dan China yang dinilai para pelaku pasar tidak akan mendongkrak permintaan minyak mentah serta pertumbuhan ekonomi.

"Sebab, pemerintah AS berniat untuk tetap mengenakan tarif atas barang-barang produksi China sampai tercapai kesepakatan dagang Tahap II," ungkap Tim Harga Minyak Indonesia seperti dikutip dari situs Ditjen Migas Kementerian ESDM, Senin (10/1).

Penurunan harga minyak juga didorong oleh tidak adanya ancaman atas pasokan minyak mentah global seiring melemahnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Juga: Pertamina EP targetkan lifting minyak 85.000 barel per hari di tahun ini

Di sisi lain, pasokan minyak mentah global terus meningkat dari Shale Oil AS dengan produksi mencapai rekor 13 juta barel per hari. Hal ini didukung dengan peningkatan kapasitas ekspor AS terutama di Corpus Christi dan peningkatan jumlah oil rig.

Energy Information Administration (EIA) turut melaporkan terjadinya peningkatan stok produk gasoline AS pada bulan Januari 2020 sebesar 18,7 juta barel menjadi 261,2 juta barel. Selain itu, stok produk distillate AS pada Januari kemarin naik sebesar 11 juta barel menjadi 144,7 juta barel.

Tak cuma itu, penurunan harga minyak mentah di Januari lalu disebabkan oleh laporan OPEC mengenai peningkatan suplai minyak mentah dari negara-negara non-OPEC sebesar 2,34 juta barel per hari menjadi 66,68 juta barel per hari selama tahun 2020 berjalan.

Lebih lanjut, untuk kawasan Asia Pasifik penurunan harga minyak mentah turut dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 yang diprediksi turun sebesar 1%. Namun, berkat wabah virus Corona, pertumbuhan ekonomi China berpotensi turun hingga 1%-1,5% di tahun ini.

Di samping itu, Kilang Marifu di Jepang sedang dalam tahap pemeliharaan terencana pada bulan lalu. Kilang berkapasitas 200 mbopd tersebut baru akan kembali beroperasi pada akhir Maret 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×