kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.282.000   -45.000   -1,93%
  • USD/IDR 16.624   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.093   -24,52   -0,30%
  • KOMPAS100 1.125   -4,40   -0,39%
  • LQ45 823   -1,92   -0,23%
  • ISSI 283   -0,49   -0,17%
  • IDX30 433   -0,40   -0,09%
  • IDXHIDIV20 498   -2,95   -0,59%
  • IDX80 126   0,00   0,00%
  • IDXV30 136   -0,02   -0,01%
  • IDXQ30 139   -0,09   -0,06%

Wamen Investasi: Tantangan Hilirisasi Pada Aspek Daya Saing dan Ketersediaan Energi


Selasa, 28 Oktober 2025 / 14:59 WIB
Wamen Investasi: Tantangan Hilirisasi Pada Aspek Daya Saing dan Ketersediaan Energi
ILUSTRASI. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Todotua Pasaribu.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah terus mendorong hilirisasi sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi nasional. Namun, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu mengakui, proses ini tidak lepas dari sejumlah tantangan besar, terutama pada aspek daya saing dan ketersediaan energi.

Menurut Todotua, meski Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah dan beragam, keberhasilan hilirisasi tetap bergantung pada kemampuan industri nasional untuk bersaing secara global.

“Menuju kepada downstreaming atau hilirisasi, tantangannya juga memang cukup signifikan. Kita punya sumber daya alam yang luar biasa, tetapi persoalannya apakah kegiatan hilirisasi ini mempunyai daya saing di negara kita dan punya sustainability tidak,” tutur Todotua dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Selasa (28/10/2025).

Baca Juga: Bahlil Bantah Mandatori B50 Ganggu Pasokan Minyak Goreng

Ia menjelaskan, setiap kegiatan hilirisasi menuntut pasokan energi dalam jumlah besar dan stabil. Semakin panjang rantai proses industrinya, semakin besar pula kebutuhan konsolidasi energi yang diperlukan. Hal ini membuat efisiensi dan ketersediaan energi menjadi salah satu kunci utama keberhasilan strategi hilirisasi nasional.

Sebagai contoh, Todotua menyoroti sektor bauksit yang membutuhkan energi sangat besar di setiap tahap pengolahannya.

“Bauksit menjadi alumina, satu plant butuh power-nya 250 mega. Pada saat masuk ke plant aluminium itu empat kali lipat. Di sini 40% faktor cost-nya adalah energi, maka kita harus mencari energi yang murah,” paparnya.

Ia menekankan, tanpa harga energi yang kompetitif, industri hilir akan kesulitan bersaing, bahkan bisa kehilangan minat dari investor. Karena itu, menurutnya, penguatan ekosistem hilirisasi harus melibatkan banyak pihak, termasuk penyedia energi seperti PLN maupun sektor gas alam.

“Berbicara energi kita juga harus kompetitif. Saya tidak bicara murah, tapi harus kompetitif. Karena dalam cost produksi, energi ini kontribusinya signifikan. Inilah sebenarnya yang menjadi tantangan,” tegasnya.

Todotua juga menjelaskan bahwa peralihan menuju energi hijau saat ini masih menghadapi tantangan biaya yang tinggi karena rantai pasoknya belum efisien. Ia menilai, hilirisasi menjadi langkah strategis untuk mengelola biaya produksi energi hijau agar lebih kompetitif di masa depan.

Baca Juga: Bahlil: Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Amman Mineral (AMMN) Sudah Keluar

Sebagai contoh, ia menyebut bahwa komponen utama dalam pembangkit listrik tenaga surya adalah solar cell atau sel surya, sehingga penting bagi Indonesia untuk membangun industri atau hilirisasi panel surya di dalam negeri. Langkah ini, menurutnya, akan membantu menurunkan biaya energi hijau melalui efisiensi rantai pasok.

Todotua juga menambahkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi hijau, dengan total kapasitas mencapai sekitar 3.700 gigawatt.

Dari jumlah tersebut, kontribusi terbesar berasal dari tenaga surya, diikuti tenaga air yang hampir seluruhnya telah dimanfaatkan, serta panas bumi yang kapasitas terpasangnya kini menempatkan Indonesia di peringkat kedua dunia setelah Amerika Serikat, meski potensinya masih banyak belum terserap.

Selanjutnya: Sinopsis Air Mata Mualaf di Bioskop Hari Ini, Terinspirasi Kisah Nyata

Menarik Dibaca: Cara Berhenti Menerima DM Instagram Tanpa Memblokir, Ikuti Panduan Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×