kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspadai Fluktuasi Harga CPO di Semester II-2022, Begini Strategi Cisadane Sawit Raya


Selasa, 09 Agustus 2022 / 21:18 WIB
Waspadai Fluktuasi Harga CPO di Semester II-2022, Begini Strategi Cisadane Sawit Raya
ILUSTRASI. Cisadane Sawit Raya (CSRA) waspadai fluktuasi harga CPO di semester kedua


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun berhasil menorehkan kinerja positif selama semester pertama, PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) tetap mewaspadai pergerakan harga crude palm oil (CPO) di sepanjang sisa tahun ini.  

Seman Sendjaja, Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis CSRA mengatakan, harga CPO terlihat cukup rentan dengan meningkatnya volatilitas akibat pengaruh dari ketidakpastian makro ekonomi dan geopolitik.

Harga minyak sawit terus mengalami penurunan di bulan Juni 2022 sebagai akibat dari peningkatan output minyak sawit dari Indonesia dan Malaysia, yang merupakan kontributor signifikan terhadap suplai minyak nabati dunia di tahun 2022.

Baca Juga: Catatkan Pertumbuhan Penjualan 34%, Begini Kinerja Keuangan CSRA pada Semester I-2022

Di sisi lain, pasar global juga dibanjiri dengan produk minyak nabati dari Amerika dan Eropa, di tengah pelemahan permintaan terkait adanya isu resesi. Konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan juga dinilai menyumbangkan faktor risiko volatilitas harga di tahun 2022-2023.

"Sebagai komoditas, harga CPO memang sangat tergantung dari kondisi penawaran dan permintaan di seluruh dunia. Harga jual rata-rata menunjukkan tren yang terus meningkat sejak tahun 2020 hingga mencapai nilai tertinggi secara historis di bulan Maret 2022 yang lalu," ungkap Seman, dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, kemarin. 

Namun, lanjut Seman, pada Mei dan Juni 2022, harga referensi CPO menurun tajam. Dengan demikian, kemungkinan tarik ulur harga masih akan terus terjadi di semester kedua tahun ini dengan adanya kemajuan pada distribusi rantai pasok.

Walaupun harga CPO saat ini masih dalam harga keekonomian, kondisi yang fluktuatif ini harus menjadi perhatian. Sehingga perusahaan memandang perlunya memperkuat prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.

 

Seman memaparkan, pihaknya tetap memperkuat pertumbuhan organik dengan mempercepat pembangunan PKS-2 di kabupaten Tapanuli Selatan, overhaul PKS-1 di kabupaten Labuhan Batu, serta penanaman kelapa sawit di land bank region Sumatera Selatan sebagaimana telah dijadwalkan.

"Saat ini kemajuan pekerjaan pembangunan PKS-2 di Tapanuli Selatan telah mencapai diatas 50%, sehingga diperkirakan dapat selesai sesuai target yaitu pada kuartal I-2023," lanjutnya. 

Sedangkan overhaul PKS-1 di Labuhan Batu telah rampung pada tanggal 15 Juli 2022 lalu, sehingga kinerja PKS-1 dapat lebih optimal dan efisien.

Di kuartal ketiga ini, perusahaan akan terus meningkatkan produktivitas tanam/yield nya agar dapat menjaga laju produksi. Peningkatan yield dan penerapan strategi harga bertujuan untuk menjamin keberlangsungan bisnis ke depannya.

Baca Juga: Cisadane Sawit (CSRA) Catat Kinerja Memuaskan di Kuartal I-2022, Ini Kata Manajemen

Selain itu, CSRA juga fokus pada penerapan teknologi perkebunan melalui mekanisasi pekerjaan kebun.

"Strategi utama kami tetap sama – yang pertama dan yang terpenting adalah implementasi strategi kontrol biaya serta penerapan operasional yang ramping dan hal tersebut telah menunjukkan hasil yang sangat baik, yaitu pertumbuhan marjin usaha sebesar 80,7%," tutup Seman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×