Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah corona yang menyebar di seluruh Indonesia diperkirakan mempengaruhi kelangsungan proyek kelistrikan nasional 35.000 megawatt (MW). PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pun mencari cara agar proyek berskala nasional tersebut tetap berjalan.
Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Djoko Abumanan mengatakan, PLN masih melakukan berbagai kajian secara intensif mengenai dampak pandemi corona terhadap proyek-proyek pembangkit listrik penyokong program listrik 35.000 MW.
Sayangnya, ia belum bisa mengungkapkan proyek pembangkit listrik mana saja yang terkena dampak wabah corona.
Baca Juga: Pabrik kabel tetap beroperasi sesuai protokol di kala pandemi covid-19
Sementara itu, meski tidak disebutkan secara rinci, Executive Vice President Keuangan PLN Sulistyo Biantoro bilang, PLN akan menyesuaikan jadwal eksekusi program kelistrikan 35.000 MW sehubungan dengan adanya pandemic corona.
“Kebutuhan pendanaan capital expenditure (capex) atau belanja modal untuk proyek tersebut juga akan berkurang,” tambah dia, Senin (13/4).
Meski begitu, PLN tetap mengupayakan agar proyek listrik 35.000 MW tetap berlangsung. Ini mengingat proyek tersebut merupakan program pemerintah yang ditugaskan kepada PLN.
Proyek tersebut tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik di masa kini, melainkan juga meningkatkan permintaan listrik di Indonesia di masa mendatang.
Dalam proyek yang dimulai sejak 2015 tersebut, sekitar 25.000 MW dikerjakan oleh pihak swasta atau Independent Power Producers (IPP) dan 10.000 MW sisanya dikerjakan oleh PLN sendiri. Pengerjaan proyek ini pun menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan listrik, sehingga diupayakan ada sinkronisasi.
Baca Juga: Konsumsi turun, beban listrik di sistem Jawa-Bali turun 11,2% karena corona
Hanya memang, dalam perjalanannya terdapat hambatan berupa pandemi corona yang mengakibatkan penurunan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat. Pemakaian listrik, terutama di sektor bisnis dan industri, juga menurun.
“Tidak sepenuhnya benar bahwa program 35.000 MW mempengaruhi kondisi keuangan PLN. Walau tidak ada program ini pun, wabah corona tetap akan mempengaruhi semua bisnis dan industri secara global,” kata Sulistyo.
Baca Juga: Alami kondisi kahar, PGN dan PLN lakukan diskusi soal penyaluran gas
Ia melanjutkan, PLN akan terus melakukan efisiensi di tiap lini untuk menurunkan biaya operasional perusahaan terutama di masa pandemi corona seperti sekarang.
Tak ketinggalan, PLN juga merujuk pada UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Di pasal 66, jika pemerintah memberikan penugasan kepada BUMN, termasuk PLN, maka pemerintah juga mesti mengganti biaya yang dikeluarkan oleh BUMN tersebut.
Implementasi beleid tadi salah satunya berupa pengadaan subsidi listrik dari pemerintah kepada PLN sebagai penggantian karena PLN harus menjual listrik di bawah harga keekonomian kepada pelanggan bersubsidi.
Selain itu, terdapat kompensasi dari pemerintah yang diterima PLN lantaran perusahaan ini tidak boleh menyesuaikan tarif listrik kepada pelanggan non subsidi sejak tahun 2017.
Baca Juga: Akibat dampak corona, pemakaian gas bumi untuk PLN berpotensi turun hingga 25%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News