kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Agen Pemegang Merek (APM) terus recall produknya yang bermasalah


Kamis, 11 Oktober 2018 / 19:46 WIB
Agen Pemegang Merek (APM) terus recall produknya yang bermasalah
ILUSTRASI. Program Layanan Mudik Toyota - ilustrasi bengkel mobil toyota


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .

Hingga saat ini, total produk Toyota yang terindikasi terkena potensi masalah inflator airbag sebanyak 117.117 unit, dari yang sebelumnya terdata sebanyak 97.980 unit.

Jumlah itu terbagi atas Alphard produksi tahun 2010—2014, NAV1 produksi 2012—2013, Camry produksi 2002—2004, Corolla produksi 2001—2013, Vios produksi 2006—2013, dan Yaris produksi 2006—2013.

TAM terus meningkatkan efektivitas program SSC dengan melibatkan 320 jaringan Toyota di Indonesia, guna memastikan pelanggan yang terlibat kendaraannya, melakukan pemeriksaan dan penggantian airbag jika diperlukan.

Sejatinya tak hanya Toyota yang kena masalah kantung udara atau air bag ini. Dalam waktu beberapa tahun terakhir Honda juga melakukan program penarikan (recall) untuk sejumlah model. Dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Selasa (9/10), HPM menghimbau agar konsumen yang mobilnya teridentifikasi untuk segera melakukan pemeriksaan dan penggantian komponen di dealer resmi Honda.

Penambahan unit yang teridentifikasi dalam program ini adalah sebanyak 17.286 unit di Indonesia, yang terdiri dari: Honda Freed dari tahun produksi 2014 - 2016 dengan jumlah unit yang terdeteksi mencapai 10.325 unit. Serta Honda Jazz produksi tahun 2014 dengan jumlah yang teridentifikasi yang terindentifikasi 6.961 unit.

Program penarikan kembali (recall) untuk penggantian airbag inflator dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya keadaan dimana airbag mungkin mengembang secara berlebih (over deployment) akibat tekanan gas yang berlebihan dalam komponen airbag inflator, sehingga berpotensi membahayakan penumpang depan dan/atau pengemudi pada saat terjadi kecelakaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×