Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Agincourt Resources akan menurunkan jumlah volume produksi emas dari Tambang Martabe di Tapanuli sekitar 10% hingga 20% pada tahun ini dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 280.0000 ounces.
Wakil Presiden Direktur Agincourt Resources Ruli Tanio mengatakan produksi emas pada 2023 akan sedikit ditekan agar dapat berkonsentrasi dalam jangka panjang untuk meningkatkan keseimbangan ekosistem, terutama dalam menjaga keanekaragaman hayati.
"Saat ini produksi emas kami atur sedikit, kalau dari sisi produksi turun 10-20%. Ini agar kami bisa berkonsentrasi dan menyusun jangka panjang terlebih dahulu terkait isu lingkungan agar dari sisi tambang bisa berkelanjutan," ujarnya kepada awak media, Jumat (3/2).
Baca Juga: Intip Target Bisnis United Tractors (UNTR) di Tahun Depan
Meski akan ada penurunan jumlah produksi pada tahun 2023, Agincourt optimistis pendapatan dan laba bersih di tahun 2023 akan positif seiring kenaikan harga emas.
"Kita ingin menjalankan kehati-hatian, pendapatan atau laba itu kan tergantung harga emas sekarang harga emas lagi naik terus,"jelasnya.
Selain itu, Agincourt juga memperhatikan beberapa aspek dalam melakukan pertambangan agar tidak berdampak buruk ke lingkungan karena wilayah tambang perseroan ada di sekitar hutan.
Ruli menyebut, kegiatan tambang tidak mudah. Agincourt harus mengikuti aturan pemerintah seperti proses eksplorasi butuh waktu 8 tahun hingga 10 tahun dan membutuhkan perizinan untuk dapat eksplorasi di hutan.
"Produksi emas Agincourt saat ini ada Purnama, Ramba Joring, Barani,dan Tor Uluala. Namun yang di Tor Uluala ini belum ada kegiatan, lagi proses izin eksplorasi," ujarnya.
Agincourt juga sedang menyiapkan desain terkait rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMh) dengan memanfaatkan aliran air dari fasilitas pengelolaan tailing (Tailings Management Facility/TMF).
"Proyeknya jadi tahun ini dibangun. Saat ini memang masih ada beberapa kendala terkait desain, sedikit komplek. Semoga semester dua ini bisa dijalankan," imbuhnya.
Ruli menyampaikan, pengembangan listrik minihidro di tahap awal, akan membangun di dua titik sebesar 1 MW dengan teknologi modular.
"Kami sudah siapkan dananya yakni sekitar US$ 2 juta, dari sebagian capex (capital expenditure) yang kita siapkan tahun ini," tuturnya.
Menurut Ruli, daya yang dihasilkan dari minihidro akan digunakan untuk membantu kebutuhan listrik operasional tambang.
Sebagai informasi, Agincourt Resources telah mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di kawasan tambang sebesar 2 MW.
Baca Juga: Jaga Lingkungan, Agincourt Resources Tanam Mangrove dan Bibit Kerang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News